Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan antisipasi tersebut dengan melakukan adaptasi dan migitasi.
"Prediksi BMKG el nino dimulai Juni, Juli lemah, Agustus-September meningkat kekuatannya, puncaknya Agustus. September kekuatan turun menuju lemah, November lemah, akhir tahun menuju normal. Nah, pertanian mengandalkan pengairan atau irigasi dan membuat curah hujan berkurang signifikan, sehingga berpengaruh ke produktivitas," ujar dia, saat konferensi pers, Jumat, 25 Agustus 2023.
Dedi mengatakan, banyak pihak sudah beradaptasi dan memigitasi el nino, mulai dari Kementan, masyarakat, hingga aparat terkait. Menurut dia, Kementan saat ini sedang gencar menggaungkan gerakan nasional (gernas) el nino.
Baca juga: Mentan SYL Ajak Pelaku Perkebunan Akselerasi Program Peremajaan Hingga Hilirisasi Sawit di Kalsel |
"Ini ditujukan ke komoditas yang rentan terhadap kekeringan, terutama padi. Target kami ada 500 ribu hektare luas tambah tanam, dengan menghasilkan kurang lebih sekitar 2,5 juta ton gabah kering. Sehingga kalau dihasilkan 1,5 juta ton beras," jelas dia.
Menurut Dedi, antisipasi pemerintah yakni dengan melakukan penambahan luas tambah tanam, percepatan tanam, embung, pemanfaatan air tanah dan permukaan terutama sungai, yang kemudian disodet dan dibelokkan ke lahan pertanian.
"Di saat yang sama, kita juga melakukan pelatihan penganggulangan el nino secara massif dalam Training of Trainer (TOT) kepada dosen, guru, hingga penyuluh pertanian TOT," jelas dia.
?
Komoditas yang rentan kekeringan
Dedi menyebut, el nino memang dapat mengganggu pertanian, serta ada komoditas yang rentan dan tidak terhadap kekeringan. Dia menjelaskan, tanaman pangan yang memiliki akar dangkal adalah yang paling rentan terhadap el nino.
"Sehingga kami fokus ke padi karena paling rentan dan butuh banyak air. Sementara sektor perkebunan akarnya lebih dalam. Ekspor kita saat ini kebanyakan komoditas perkebunan karena tahan terhadap kekeringan," ujar dia.
Dia mencontohkan tanaman yang tahan terhadap el nino yakni sawit, kakao, karet, lada, dan perkebunan lain hortikultura buah-buahan tropikal seperti salak, duku, dan duren.
"Ini akarnya dalam dan relatif toleran terhadap kekeringan. Saya tidak khawatir dengan komoditas perkebunan, dan mereka relatif bertahan. Selain melakukan mitigasi dan adaptasi, kita juga melakukan pengairan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News