"Meski beberapa PLTU besar di sekitar Jakarta sudah dimatikan, ternyata polusi udara masih pada status tidak sehat. Jadi memang harus dicari titik penghasil emisinya agar solusi yang dijalankan bisa tepat sasaran," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2 September 2023.
Dia meminta kepada pemerintah untuk melacak sumber polutan secara akurat. "Isu ini merebak sebelum investment plan dari JETP yang di dalamnya mengatur kebijakan investasi untuk penghentian PLTU dan diarahkan penyebabnya langsung divonis PLTU, padahal belum tentu juga," sebut dia.
Pemerintah lanjutnya, perlu lebih akurat dalam melacak sumber polutan yang mengakibatkan belum terkendalinya polusi udara di Jakarta. "Jangan hanya menyebutkan sektor-sektornya saja. Tapi titik di mana penghasil emisinya," ketus Mulyanto.
Baca juga: Bicara Udara Bakal Gencar Edukasi ke Masyarakat soal Dampak Polusi Udara |
Mitigasi sumber polusi
Sampai saat ini, menurut dia, pemerintah masih kesulitan menemukan titik-titik penghasil emisi berupa polutan yang mengakibatkan udara Jakarta semakin tidak sehat. Ia pun mengajak pemerintah untuk segera memitigasi sumber polusi.
"Pemerintah harus clear dari data, lalu ambil kebijakan-kebijakan yang langsung menyasar, komprehensif dan efektif. Ini harus ditangani serius," tegas Mulyanto.
Sesuai dengan Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), papar Mulyanto, penghasil emisi polusi udara terbesar berasal dari sektor transportasi sebesar 44 persen. Lalu kemudian disusul industri manufaktur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News