Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara (PPRDPU). Hal ini sebagai upaya promotif, preventif, dan kuratif, dalam melindungi masyarakat dari dampak polusi udara.
"Kehadiran Komite ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi risiko penyakit saluran pernapasan akibat polusi udara," ujar co-founder organisasi Bicara Udara Novita Natali, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2 September 2023.
Bicara Udara, kata Novita, telah bergabung dengan komite tersebut sejak Agustus lalu. Ia menekankan perlu upaya bersama untuk menekan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat akibat polusi udara.
Novita menjelaskan bahwa komite ini akan beroperasi dalam empat bidang utama. Meliputi bidang manajemen kualitas udara, bidang edukasi dan kesadaran masyarakat, bidang penanganan medis, dan bidang kebijakan dan advokasi.
"Langkah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang langkah-langkah preventif yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri dari risiko polusi udara," bebernya.
Sementara itu, Ketua Komite PPRDPU Agus Dwi Susanto mengatakan salah satu program yang bakal dilakukan ialah pemasangan sensor udara wilayah PM 2.5 tertinggi prioritas di rumah sakit, puskesmas, sekolah, serta pasar. Pemasangan disebar di 18 kota dan 11 provinsi.
"Kemudian, pengembangan sistem peringatan dini terintegrasi satu sehat, edukasi dan penyuluhan protokol kesehatan saat polusi udara, serta kajian terkait polusi udara dan kesehatan," pungkasnya.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membentuk Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak
Polusi Udara (PPRDPU). Hal ini sebagai upaya promotif, preventif, dan kuratif, dalam melindungi masyarakat dari dampak polusi udara.
"Kehadiran Komite ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi risiko penyakit saluran pernapasan akibat polusi udara," ujar co-founder organisasi Bicara Udara Novita Natali, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 2 September 2023.
Bicara Udara, kata Novita, telah bergabung dengan komite tersebut sejak Agustus lalu. Ia menekankan perlu upaya bersama untuk menekan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat akibat polusi udara.
Novita menjelaskan bahwa komite ini akan beroperasi dalam empat bidang utama. Meliputi bidang manajemen
kualitas udara, bidang edukasi dan kesadaran masyarakat, bidang penanganan medis, dan bidang kebijakan dan advokasi.
"Langkah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang langkah-langkah preventif yang dapat mereka ambil untuk melindungi diri dari risiko polusi udara," bebernya.
Sementara itu, Ketua Komite PPRDPU Agus Dwi Susanto mengatakan salah satu program yang bakal dilakukan ialah pemasangan sensor udara wilayah PM 2.5 tertinggi prioritas di rumah sakit, puskesmas, sekolah, serta pasar. Pemasangan disebar di 18 kota dan 11 provinsi.
"Kemudian, pengembangan sistem peringatan dini terintegrasi satu
sehat, edukasi dan penyuluhan protokol kesehatan saat polusi udara, serta kajian terkait polusi udara dan kesehatan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
