"Penting bagi orang tua untuk memahami pengaturan privasi di media sosial dan memastikan anak mereka memahami pentingnya melindungi informasi pribadi," kata Wakil Ketua Umum Relawan TIK Indonesia Eko Prasetya dalam webinar literasi digital, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 26 Agustus 2024.
Eko mengatakan, jangan menggunakan media sosial hanya untuk membuat orang terkesan. Gunakanlah untuk memberi dampak pada orang lain. Agar media sosial berdampak baik untuk anak, orang tua harus membuat batasan yang sehat dan pengawasan.
"Ada baiknya menetapkan batasan yang jelas tentang apa yang boleh dan tidak boleh dibagikan atau dibicarakan di media sosial," tegas dia.
Meski begitu, lanjut Eko, pengawasan yang dilakukan orang tua hendaknya bijaksana dan tidak membatasi, namun tetap memberi ruang. Apalagi, berteman dengan anak di media sosial bisa memberi orang tua wawasan tentang kehidupan online anak.
"Namun, penting untuk tidak terlalu mengawasi hingga anak merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri. Penting juga memberi anak ruang pribadi dan kepercayaan untuk mengelola akun mereka dengan bijaksana," jelas Eko.
Ia menyebut etika berteman dengan orang tua di media sosial ialah tidak meninggalkan rasa hormat dan tidak menghakimi.
"Berteman dengan orang tua di media sosial harus dilakukan dengan tetap menjaga rasa hormat dan memahami batasan-batasan generasi yang berbeda. Hindari menghakimi atau mengkritik secara terbuka aktivitas orang tua di media sosial. Perbedaan pandangan bisa diatasi dengan komunikasi yang baik dan saling pengertian," terang dia.
Baca juga: Konten Kreator Diajak Suarakan Kebaikan via Medsos |
Kesenjangan digital anak-orang tua
Dari sudut pandang berbeda, dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci Jafar Ahmad menambahkan, generasi muda yang akrab dengan internet dan media sosial mungkin tidak menyadari kesulitan yang dihadapi orang tua dalam memahami dan menggunakan teknologi tersebut.
"Ada kesenjangan digital antara anak dengan orang tua. Anak mengakses media populer seperti YouTube, TikTok, Instagram, dan Snapchat untuk berinteraksi, berbagi konten, dan mengikuti tren. Sementara orang tua menggunakannya untuk berbagi informasi, berkomunikasi dengan keluarga, dan membangun jaringan," jelas Jafar.
Sementara CEO PT Mahakarya berkah Sejahtera Muhajir Sulthonul Aziz meminta pelajar untuk menghindari ujaran kebencian (hate speech) di media sosial.
"Misalnya provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok lain terkait berbagai aspek seperti ras, warna kulit, etnis, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama, dan lainnya," tegas Muhajir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id