Jakarta: PLN Indonesia Power (PLN IP) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung keandalan pasokan listrik di wilayah timur Indonesia. Pada 1 Agustus 2025, perusahaan ini menandatangani dua kerja sama penting di Papua yaitu Serah Terima Operasi dan Pemeliharaan (O&M) PLTMG Biak-1 berkapasitas 15 MW dan Perjanjian O&M berbasis kinerja (Performance-Based) PLTU Holtekamp berkapasitas 50 MW.
Langkah ini menjadi wujud sinergi PLN IP dengan PT PLN (Persero) untuk mengatasi tantangan elektrifikasi dan kompleksitas sistem kelistrikan Papua.
Direktur Utama PLN IP, Benardus Sudarmanta, menegaskan bahwa tugas PLN IP melampaui sekadar menjaga pasokan listrik.
“Tugas kami bukan hanya menjaga pasokan listrik, tapi juga menjalankan amanat konstitusi: memastikan seluruh masyarakat, termasuk di Papua, mendapatkan akses energi yang andal dan berkelanjutan. Kolaborasi ini adalah bentuk nyata PLN IP hadir untuk Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 9 Agustus 2025.
PLTMG (Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas) menjadi solusi tepat untuk wilayah kepulauan seperti Papua. Serah terima pengelolaan PLTMG Biak-1 disaksikan oleh Direktur Operasional Gas PLN IP Purnomo, GM PLN UIW Papua dan Papua Barat Diksi Erfani Umar, serta perwakilan PT Wijaya Karya Konsorsium.
“PLTMG sangat ideal untuk wilayah seperti Papua yang memiliki sebaran geografis luas dan sistem kelistrikan kecil. Ini mendukung transisi energi, sekaligus memberikan layanan yang cepat dan fleksibel bagi masyarakat," tutur dia.
Kerja sama kedua adalah perjanjian O&M berbasis kinerja untuk PLTU Holtekamp, yang sudah beroperasi sejak 2016. Direktur Operasional Batubara PLN IP, M. Hanafi Nur Rifai, menjelaskan bahwa pembangkit ini kini memasuki fase transformasi kinerja.
Baca juga: Transisi Energi Digenjot Jelang 80 Tahun RI |
Salah satu inovasinya adalah modifikasi chain grate stoker untuk efisiensi dan peningkatan keandalan.
“Inovasi yang sudah berhasil kami terapkan di unit Sanggau kini kami replikasi di Holtekamp. Kami berkomitmen mendukung sistem kelistrikan Papua agar semakin andal,” ujar Hanafi.
Tantangan listrik di Papua
Sistem kelistrikan Papua sangat unik: terbagi menjadi 8 sistem besar dan sekitar 300 sistem kecil. Menurut GM PLN UIW Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar, sepertiga masyarakat Papua masih belum teraliri listrik.
“Meskipun kapasitas kecil, gangguan di sistem Papua bisa berdampak besar dan langsung terasa hingga ke Jakarta. Karena itu, kami percaya PLN IP mampu menjaga keandalan dan meningkatkan kinerja sistem di sini,” ungkap Diksi.
Ia menegaskan bahwa pembangkit seperti Holtekamp harus menjadi tulang punggung kelistrikan Papua.
“Papua membutuhkan kita. Ini bukan sekadar kontrak bisnis, tapi ladang pengabdian untuk membantu rakyat membuka akses listrik, pendidikan, dan ekonomi bagi saudara-saudara kita di timur Indonesia,” tambahnya.
Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya PLN IP memperluas perannya di timur Indonesia demi mencapai rasio elektrifikasi 100 persen.
“Kami hadir di Papua bukan hanya untuk mengoperasikan pembangkit, tapi untuk memastikan bahwa listrik menjadi penggerak peradaban dan kesejahteraan. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap negeri,” ungkap Benardus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id