VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan Pertamina terus bergerak menyelesaikan berbagai penugasan pemerintah dalam melayani kebutuhan energi nasional. Salah satunya menyelesaikan target pembangunan lembaga penyalur BBM satu harga meski di tengah pandemi.
Sejak mendapat penugasan dari Pemerintah untuk membangun lembaga distribusi di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T) periode 2017-2019, sebanyak 160 titik telah diselesaikan Pertamina. Sepanjang 2020, Pertamina telah membangun dan mengoperasikan BBM satu harga di 83 titik.
Ke-83 titik tersebut tersebar di Aceh (satu titik), Riau & Kepulauan Riau (tiga titik), Sumatera Utara (empat titik), Sumatera Selatan (tiga titik), Lampung (tiga titik), Bengkulu (satu titik), NTB (enam titik), NTT (tujuh titik), Kalimantan Barat (tiga titik), Kalimantan Selatan (dua titik), Kalimantan Timur (satu titik), Kalimantan Utara (empat titik), Sulawesi Tengah (tiga titik), Sulawesi Selatan (dua titik), Maluku & Maluku Utara (20 titik), Papua & Papua Barat (20 titik).
“Di tengah kondisi pandemi covid-19, memang terdapat beberapa kendala dan keterbatasan dalam proses pembangunan. Namun alhamdulilah, berkat kerja keras dan melayani energi ke seluruh pelosok Tanah Air, Pertamina mampu mempersembahkan BBM Satu Harga sebagai kado HUT ke-63 dengan memastikan penyaluran BBM di wilayah 3T semakin meluas,” kata Fajriyah dalam keterangan resmi, Jumat, 11 Desember 2020.
Fajriyah menambahkan hingga 2024 sesuai roadmap, Pertamina menargetkan pembangunan BBM satu harga mencapai 500 titik. Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pertamina untuk membantu Pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan.
"Kami optimistis pada periode 2021-2024 target pembangunan BBM satu harga sebanyak terus bertambah, sehingga masyarakat dapat menikmati harga BBM yang lebih terjangkau," tutur dia.
Menurut Fajriyah, sejak mulai beroperasinya lembaga penyalur BBM satu harga, masyarakat tidak lagi harus merogoh kocek yang besar untuk mendapatkan bahan bakar minyak. Perubahan harga dari solar dan premium dari sekitar Rp10 ribu bahkan di wilayah timur Indonesia mencapai 100 ribu untuk satu liter, kini masyarakat dapat membeli BBM dengan harga sama dengan daerah lain yaitu premium Rp6.450 per liter dan produk solar seharga Rp5.150 per liter. Pada SPBU 3T ini, tersedia produk premium, pertalite, pertamax untuk gasoline dan solar, dexlite, untuk produk gasoil.
Demi memenuhi kebutuhan masyarakat, Pertamina memanfaatkan hampir semua moda transportasi mulai udara, laut dan darat. Bagi wilayah yang sulit dijangkau dengan moda darat atau mobil tangki, seperti di Kalimantan dan Papua, Pertamina menggunakan alternatif pengangkutan BBM jenis Pesawat ATR dengan kapasitas 4.000 liter. Bagi wilayah kepulauan, Pertamina memanfaatkan moda kapal laut.
"Penggunaan moda pesawat dan kapal laut itu setelah dilakukan pengiriman BBM dengan mobil tangki dari titik suplai Integrated Terminal di wilayah terdekat dengan lembaga penyalur," pungkas Fajriyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id