Deputy Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya merencanakan akan mengebor 192 sumur di masa transisi ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang akan mengelola Blok Rokan mulai Agustus 2021.
"Kita sudah mulai ngebor sumur lagi di Rokan mulai Desember, sudah 43 sumur sampai hari ini yang kita bor," kata Budi dalam kunjungannya ke Media Group, Jakarta, Selasa, 27 April 2021.
Sejak memutuskan untuk investasi di masa transisi, Chevron langsung mengusahakan pengadaan rig dan material serta mempersiapkan lokasi pengeboran. Mulai Desember hingga saat ini, Chevron telah menggunakan enam rig untuk mengebor. Ia bilang jumlah tersebut akan terus bertambah.
Budi bilang dengan pengeboran yang sedang berjalan diharapkan akan bisa mengurangi laju penurunan produksi, bahkan diharapkan bisa meningkat. Saat ini produksi minyak Blok Rokan rata-rata sebesar 162 ribu barel per hari (bph).
Selain itu, kata Budi, Chevron dan PHR juga intens bertemu setiap pekan untuk membagi program kerja masing-masing dan disatukan menjadi program Rokan.
"Sekarang kita melihatnya sebagai program Rokan. Enggak terlalu penting siapa yang mengebor, apakah Chevron atau PHR, yang penting bagaimana program Rokan bisa terlaksana," jelas Budi.
Sebelumnya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Chevron menggelontorkan investasi sebesar USD154 juta pada masa transisi pengoperasian Blok Rokan.
Deputi Perencanaan SKK Migas Jaffee Suardin mengatakan di tahun ini, Blok Rokan diperkirakan akan bisa memproduksi minyak sebesar 165 barel per hari (bph). Mengacu data SKK Migas pada 2021, produksi minyak Blok Rokan ditargetkan sebesar 170 ribu bph.
Jafee mengatakan setelah hak pengelolaan pindah di Agustus nanti, Pertamina akan melanjutkan kegiatan pengeboran di 2021 dengan tambahan 84 sumur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News