Platform digital. Foto ; Medcom.
Platform digital. Foto ; Medcom.

Kemenperin Kembangkan Platform Digital Klinik Desain Merek Kemas

Husen Miftahudin • 25 April 2021 10:17
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini sedang mengembangkan platform digital Klinik Desain Merek Kemas (KDMK). Platform digital ini diharapkan dapat menjadi pendorong bagi peningkatan mutu dan fungsi kemasan, sehingga produk industri lokal dapat unggul dalam persaingan global.
 
"Platform ini akan mengintegrasikan seluruh informasi yang ada di rumah kemasan dengan menjadi KDMK sebagai hub," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran persnya, Minggu, 25 April 2021.
 
Gati berharap pengembangan platform digital KDMK juga mendapat dukungan dari pemerintah daerah, asosiasi, dan perguruan tinggi. Rumah kemasan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah misalnya, dapat menjadi benchmark terkait proses bisnis pada rumah kemasan, terutama dalam hal pengelolaan dan kesiapan sumber daya manusia.

Adapun Balai Industri Kreatif Digital dan Kemasan Provinsi Jawa Tengah telah dibentuk sejak 2016. Balai industri yang sebelumnya dikenal dengan nama Balai Pengembangan Kemasan dan Industri Kreatif ini selain melayani pengembangan kemasan, juga menjadi menyediakan layanan working space, inkubator, dan sarana pemasaran online untuk industri kreatif digital.
 
Tak hanya itu, Balai Industri Kreatif Digital dan Kemasan juga membuka layanan konsultasi sekaligus pembuatan kemasan, sablon, desain, laminasi sesuai pesanan Industri Kecil Menengah (IKM).
 
Gati melanjutkan, KDMK telah dibentuk sejak 2003. Klinik ini bertujuan untuk membantu pelaku IKM dalam pemilihan bahan kemasan yang sesuai dengan produknya, pemilihan teknologi kemasan, pembuatan desain kemasan, pembuatan label kemasan sesuai peraturan yang berlaku, dan memfasilitasi bantuan cetak kemasan.
 
Selama periode 2015-2019, KDMK telah memfasilitasi sebanyak 858 IKM, sebanyak 81 persen di antaranya merupakan IKM pangan (makanan dan minuman), kemudian IKM kerajinan (10 persen ), dan IKM sandang (6 persen).
 
"Dalam menjalankan fungsinya, KDMK juga didukung oleh 25 rumah kemasan yang tersebar di Provinsi dan Kabupaten atau Kota," imbuh dia.
 
Lebih lanjut, Ditjen IKMA akan memetakan klinik kemasan dan atau rumah kemasan yang tersebar di daerah untuk dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan kelas untuk memudahkan penyusunan program KDMK ke depannya.
 
"Ditjen IKMA bekerja sama dengan tim tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memetakan rencana pengembangan sesuai kondisi dan kebutuhan masing- masing rumah kemasan di daerah," tutur Gati.
 
Diharapkan KDMK akan menjadi sarana informasi bagi pelaku IKM dan rumah kemasan, yang meliputi teknologi pengemasan, mesin kemasan, bahan baku kemasan, perkembangan dan tren desain kemasan, inovasi kemasan, peraturan di bidang kemasan, serta informasi event penganugerahan tentang kemasan.
 
Selain itu, KDMK dapat menjadi sarana pembelajaran melalui e-learning dan basis data melalui e-directory bagi IKM dan Rumah Kemasan. "Bahkan, menjadi tempat  bertemunya IKM dan rumah kemasan dengan supplier bahan baku kemasan dan teknologi kemasan, sekaligus sumber konsultasi dan bimbingan terkait kemasan dan merek," pungkas Gati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan