Ilustrasi proyek konstruksi yang dikerjakan oleh BUMN Karya - - Foto: Antara/ Septianda Perdana
Ilustrasi proyek konstruksi yang dikerjakan oleh BUMN Karya - - Foto: Antara/ Septianda Perdana

Bos Hutama Karya Beberkan Penyebab Kerugian BUMN Karya

Suci Sedya Utami • 17 April 2021 14:00
Jakarta: Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto menjawab perhatian mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengenai kondisi keuangan yang dialami BUMN karya tersebut.
 
Budi menjelaskan bisnis jasa konstruksi yang dijalankan oleh perusahaan rentan terhadap risiko perubahan lingkungan ekonomi. Jika terjadi perubahan asumsi ekonomi, maka akan berisiko pada bisnis konstruksi.
 
"Bisnis BUMN konstruksi ini cukup rentang yang sangat berisiko terhadap perubahan lingkungan ekonomi. Perubahan-perubahan itu sering menjadi risiko bagi kami yang mempengaruhi bisnis kami," kata Budi dalam webinar, Jumat, 16 April 2021.

Ia mencontohkan misalnya inflasi yang sejak 2015 cukup rendah bahkan ekstrem. Kini berkisar di angka tiga persen. Sedangkan sebelumnya berkisar 6-9 persen. Perubahan tersebut tentu berdampak pada investasi yang telah dikeluarkan, sebab ketika melakukan investasi akan menggunakan asumsi inflasi masih tinggi.
 
Selain itu, inflasi menjadi salah satu komponen yang dimasukkan dalam menghitung tarif jalan tol yang penyesuaiannya dilakukan setiap dua tahun sekali. Budi mengatakan inflasi yang rendah mempengaruhi penyesuaian tarif jalan tol yang menjadi pendapatan perseroan.
 
"Karena rendahnya inflasi maka angka asumsi pertumbuhan tarif (tol) kami koreksi. Angka-angka ini yang menyebabkan kami harus melakukan perubahan pola pengelolaan investasi kami," ujar dia.
 
Selain bergerak di bisnis konstruksi, hampir semua BUMN karya juga terlibat di bisnis properti. Ia bilang bisnis properti terus mengalami naik turun. Ia bilang apabila semua perusahaan masuk ke bisnis properti tidaklah baik, karena akan membuat pasar menjadi gemuk sehingga berisiko bagi pengembang properti yang harus menyediakan land bank atau bank tanah yang cukup luas.
 
Untuk mendapatkan lahan tersebut, perusahaan memerlukan pinjaman yang bunganya membuat keuangan perusahaan terbebani dan berpengaruh pada harga pokok penjualan (HPP) properti yang tinggi.
 
"Properti yang dihasilkan akan memiliki HPP yang tinggi. HPP akan berada di atas daya beli masyarakat," jelas dia
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan