Jakarta: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengeklaim capaian sektor pertanian selama dua tahun terakhir serupa dengan zaman Orde Baru. Hal ini tercermin dari kontribusi sektor pertanian terhadap ekonomi Indonesia.
"Capaian (sektor pertanian) ini hanya ada pada zaman Pak Harto dulu. Oleh karena itu kita harus bangga, kalau kita kerja keras, kita mampu bersatu, dan menjalin kerja sama, baik pikiran, hati, maupun gerakan di lapangan membuat sektor pertanian bertumbuh positif," ucap Syahrul dalam acara Training Of Trainer (TOT) Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan, Rabu, 23 Maret 2022.
Sebagai catatan, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian pada kuartal II-2020 tumbuh sebesar 16,24 persen (qtq) dan pada kuartal I-2021 tumbuh 2,95 persen (yoy). Selain itu, ekspor produk pertanian pada Januari-Desember 2021 juga tumbuh positif yang mencapai Rp625,04 triliun atau meningkat 38,69 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp451,77 triliun.
Meskipun pada 2020 nilai ekspor produk pertanian juga naik 15,79 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp390,16 triliun. "Bahkan pada Februari 2022 Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 108,83 atau naik 0,15 persen. Juga Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) menjadi 108,53 atau menunjukkan tren positif yang cukup baik," tuturnya.
Namun begitu, Syahrul terus mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk terus memajukan pertanian dengan tidak mengandalkan anggaran. Hal itu sangat diperlukan di tengah berbagai ancaman yang menghambat kinerja sektor pertanian saat ini.
Untuk menghadapi kondisi yang terus berubah, diperlukan mindsetting (pola pikir) dan agenda intelektual oleh para penyuluh, petani, dan pemangku kepentingan lainnya.
"Pertanian yang maju, mandiri, dan modern mustahil tercapai tanpa mekanisasi pertanian. Dengan intervensi teknologi ini dimungkinkan tercapai efisiensi yang bermuara pada pengurangan biaya produksi," tutup Syahrul.
"Capaian (sektor pertanian) ini hanya ada pada zaman Pak Harto dulu. Oleh karena itu kita harus bangga, kalau kita kerja keras, kita mampu bersatu, dan menjalin kerja sama, baik pikiran, hati, maupun gerakan di lapangan membuat sektor pertanian bertumbuh positif," ucap Syahrul dalam acara Training Of Trainer (TOT) Sistem Pengelolaan Taxi Alsintan, Rabu, 23 Maret 2022.
Sebagai catatan, Produk Domestik Bruto (PDB) pertanian pada kuartal II-2020 tumbuh sebesar 16,24 persen (qtq) dan pada kuartal I-2021 tumbuh 2,95 persen (yoy). Selain itu, ekspor produk pertanian pada Januari-Desember 2021 juga tumbuh positif yang mencapai Rp625,04 triliun atau meningkat 38,69 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp451,77 triliun.
Meskipun pada 2020 nilai ekspor produk pertanian juga naik 15,79 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp390,16 triliun. "Bahkan pada Februari 2022 Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi 108,83 atau naik 0,15 persen. Juga Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) menjadi 108,53 atau menunjukkan tren positif yang cukup baik," tuturnya.
Namun begitu, Syahrul terus mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk terus memajukan pertanian dengan tidak mengandalkan anggaran. Hal itu sangat diperlukan di tengah berbagai ancaman yang menghambat kinerja sektor pertanian saat ini.
Untuk menghadapi kondisi yang terus berubah, diperlukan mindsetting (pola pikir) dan agenda intelektual oleh para penyuluh, petani, dan pemangku kepentingan lainnya.
"Pertanian yang maju, mandiri, dan modern mustahil tercapai tanpa mekanisasi pertanian. Dengan intervensi teknologi ini dimungkinkan tercapai efisiensi yang bermuara pada pengurangan biaya produksi," tutup Syahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News