Berdasarkan pada kondisi tersebut, pada 25 Februari 2022, PT Bank HSBC Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk HSBC Wealth Outlook 2022 dengan tema "Raih Dunia Penuh Peluang di 2022: The Year of Great Reset."
Tema tersebut dapat diartikan bahwa saat ini kita memasuki fase memulai kembali tatanan sosial ekonomi, dimana berbagai hal dalam kurun waktu dua tahun terakhir membuat para pembuat kebijakan dan praktisi ekonomi berkolaborasi dalam menentukan arah baru perekonomian yang berlandaskan teknologi dan menerapkan aspek keberlanjutan dalam pengambilan keputusan.
Hal tersebut disampaikan oleh Francois de Maricourt, Presiden Direktur HSBC Indonesia dalam sambutannya di acara HSBC Wealth Outlook. Ia mengatakan bahwa "HSBC sudah menerapkan aspek keberlanjutan sebagai bagian dari portofolio investasi dalam mengelola risiko dan mencari peluang.
HSBC sebagai penyedia layanan wealth management terkemuka, melihat potensi investasi yang besar dalam sektor teknologi dan juga portfolio yang mengedepankan aspek Environment, Social and Governance (ESG) dalam operasional usaha. Oleh karenanya, HSBC mengajak para nasabahnya untuk memperoleh wawasan dan pemahaman yang baik sehingga membantu mereka dalam mengambil keputusan berinvestasi dan pengelolaan aset.
Potensi Ekonomi Digital di Indonesia
Sebagai pengawas dan pembuat kebijakan di sektor teknologi komunikasi dan informasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengambil peran dan memanfaatkan momentum ini untuk mendorong terciptanya ekosistem perekonomian digital Indonesia yang tangguh, khususnya demi mengakselerasi pemulihan ekonomi pasca covid-19.
Johnny G Plate, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Republik Indonesia yang turut hadir memberikan pidato mengatakan bahwa Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara. Hal ini disampaikannya dengan mengacu pada informasi yang dirilis oleh Kearney (konsultan global Kearney), bahwa konsumen digital di Indonesia mencapai 219 juta pada 2021 dengan potensi ekonomi digital dalam gross merchandise value (GMV) sebesar USD146 miliar pada 2024. Potensi ini akan terus meningkat mencapai USD316 miliar pada 2030.
Lebih lanjut dikatakannya, potensi tersebut bukan hanya dari perkotaan saja, namun sudah mulai bergeser ke kota non-metropolitan.
Dirinya memprediksi ekonomi digital di kota non-metropolitan, atau kota yang masyarakatnya merupakan slow adopter terhadap ekonomi digital akan tumbuh tiga kali lipat pada 2025, dan berkontribusi 30-50 persen terhadap keseluruhan ekonomi digital.
Dalam proses pertumbuhan tersebut dirinya menyebutkan ada enam industri yang akan berkembang, yakni e-commerce, health-tech, fin-tech lending, edu-tech, payment, serta ride and delivery.
Aspek infrastuktur menjadi perhatian utama Kominfo untuk memastikan masyarakat mempunyai kesempatan menggunakan teknologi digital. Sebab, Indonesia berpeluang menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara.
Sejalan dengan kondisi tersebut Kominfo telah menyusun Peta Jalan Digital Tahun 2021-2024 yang berfokus pada empat sektor, yaitu sektor infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital di mana di dalamnya terdapat 100 inisiatif utama yang ditetapkan untuk dilaksanakan secara kolaboratif antara kementerian dan lembaga.
Kominfo menjadikan empat sektor strategis tersebut sebagai pilar transformasi digital dan menentukan berbagai program prioritas kementerian di bawahnya.
Sebagai contoh pada pilar infrastruktur digital, Kominfo menggerakkan 359 ribu kilometer fiber optic backbone yang didukung middle mile sembilan satelit baik satelit nasional maupun satelit asing, memanfaatkan jaringan microwive link dan fiber link untuk mendukung konektivitas di tingkat middle mile, juga menyediakan lebih dari 560 ribu BTS untuk melayani lebih dari 83 ribu desa dan kelurahan di Indonesia. Pada akhir 2022, diharapkan infrastruktur TIK dapat melayani hingga tingkat desa.
Namun, pemanfaatan backbone fiber optic saja tidak cukup. Kominfo memandang perlu mengkomunikasikan teknologi dengan menghasilkan dan membangun satelit baru. Saat ini, sedang dipersiapkan Satelit Satria-1 dengan kapasitas 150 gigabite per second untuk beroperasi pada akhir 2023 guna mendukung layanan 150 ribu fasilitas publik.
Satelit Satria-1 merupakan satelit dengan kapasitas terbesar di asia, dan lima terbesar di dunia. Dalam beberapa waktu ke depan, Kominfo juga akan menetapkan satu satelit back up dengan kapasitas yang sama pada akhir 2023. Diharapkan akhir 2023, Indonesia dapat dilayani oleh 280 megabite per second.
Hilirisasi Dorong Transformasi Ekonomi
Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan masih berlanjut. Kemenkeu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 di angka 4,8-5,5 persen (Februari 2022). Sementara IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,6 persen (Januari 2022), World bank 5,2 persen (Januari 2022), OECD 5,2 persen (Desember 2021), ADB 5,0 persen (Desember 2021).
Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi RI, menyebutkan pertumbuhan ekonomi sebagian besar didorong oleh sektor konsumsi masyarakat, investasi (diperkirakan tumbuh 6,1 persen), dan ekspor (6,7 persen).
Dengan beberapa kali menghadapi gelombang covid-19, pemerintah semakin memahami bagaimana harus menyeimbangkan antara pengetatan yang akan berdampak terhadap ekonomi dan risiko covid-19 itu sendiri. Hal ini pun yang mendasari mengapa pada periode omicron ini PPKM level 3 pengetatannya berbeda dengan varian delta.
Pulihnya keyakinan masyarakat turut mendorong konsumen berbelanja, terutama sektor ritel dan rekreasi. Dari sisi konsumsi pada awal Januari 2022, konsumsi juga tumbuh sangat baik. Demikian juga dengan mobilitas sektor ritel, grocery, tumbuh signifikan.
Seto mengatakan dari sisi investasi, tahun lalu tumbuh 9 persen, yaitu dari 826 triliun menjadi 901 triliun.
Pertumbuhan investasi tersebut disumbangkan oleh sektor PMDN (penanaman modal dalam negeri), yakni real estate, transportasi, dan konstruksi. Sementara, PMA (penanaman modal asing) tertinggi pada basic metal industry yang merupakan hasil hilirisasi dari sumber daya mineral berupa nikel.
Demikian juga investasi bangunan tumbuh didorong oleh meningkatnya belanja modal dan perbaikan kinerja sektor properti.
Kinerja industri manufaktur ekspansi, terlihat dari PMI, impor barang modal dan bahan baku, serta sektor perbankan tumbuh 6,3 persen pertumbuhan kredit produktif. Kinerja industri yang meningkat juga tercermin dari kapasitas produksi terpakai yang meningkat.
Lebih lanjut Seto menyoroti bahwa selama ini ekonomi Indonesia masih bergantung pada komoditas mentah, sehingga rentan terhadap shock eksternal. Kurangnya investasi di sektor produktif, SDM, infrastruktur menyebabkan limitasi pada diversifikasi ekonomi dan potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jika Indonesia masih mengandalkan batubara dan minyak kelapa sawit, maka akan rentan shock eksternal jika terjadi penurunan harga. Hal ini, kata Seto, akan diubah.
Caranya dengan hilirisasi yang sudah dimulai sejak 2015, yaitu melakukan pengembangan hilir nikel yang saat ini berfokus pada stainless steel, selanjutnya menuju komponen baterai. Hilirisasi iron and steel memicu peningkatan ekspor dari USD1,1 miliar tahun 2014, menjadi USD20,9 miliar pada 2021. Tahun 2022 estimasi bisa mencapai USD28 miliar hingga USD29 miliar.
Hilirisasi tersebut membantu menjaga kinerja neraca transaksi berjalan menjadi surplus pada 2021.
Selanjutnya, pemerintah akan mengembangkan kawasan industri Kalimantan Utara menjadi motor hilirisasi. PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (PT KIPI) diproyeksikan untuk green industrial park dan afiliasi (blue industrial park) dengan nilai investasi USD132 miliar, dan nilai ekspor USD113 miliar.
PT KIPI akan mempekerjakan 60 ribu orang. Industri yang dibangun di sana yakni petrochemical, electric alumina, steel, new energy battery, industrial silicon (bahan pembuat solar panel).
"Kalau ini terjadi dalam 5 hingga 8 tahun ke depan, transformasi ekonomi Indonesia akan luar biasa. Tidak lagi mengandalkan bahan mentah, namun hasil produk industri bernilai tambah tinggi yang tidak mudah dikalahkan negara lain," kata Seto.
Potensi Besar pada Industri Hijau
Sementara itu, pertumbuhan perekonomian global tahun ini diperkirakan akan melambat ke level 4,1 persen dari realisasi tahun lalu sebesar 5,7 persen.

Secara regional, perekonomian Asia masih prospektif dengan perkiraan pertumbuhan 4,8 persen ditopang permintaan domestik pada 2022. Di Asia Tenggara, Singapura akan mendapatkan manfaat dari pemulihan ekonomi global.
Pasar saham Indonesia akan mendapatkan manfaat dari perkembangan industri hijau yang ditopang oleh industri bahan baku.
Demikian juga Investasi hijau diperkirakan akan sangat potensial. Misalnya, kendaraan listrik dan pembangkit listrik berkelanjutan.
Ignasius Jonan, Komisaris Independen PT Unilever Indonesia, Tbk, memprediksikan ada lima industri yang akan berjaya, yaitu online business, renewable power, electric vehicle, artificial intelligence, environmental protection and revitalization.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan kendaraan listrik akan menjadi tren. Sementara, environmental protection and revitalization yaitu penerapan ekonomi sirkular, sampah didaur ulang dan dipakai kembali sehingga mengurangi dampak terhadap alam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id