Fase ini merupakan langkah pertama sebelum perseroan beranjak ke fase business recovery hingga ke fase business sustainability. Ketiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko business continuity management yang ditetapkan AP II.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pada fase business survival ini, tujuan perseroan adalah melindungi tenaga kerja, mengoptimalisasi arus kas, dan menjaga kinerja keuangan.
“Tujuan itu antara lain dapat kami capai dengan berbagai penghematan keuangan yaitu mengurangi biaya operasional, melakukan efisiensi pos pengeluaran, dan menghapus biaya nonproduktif," kata Awaluddin dalam keterangan resmi, Kamis, 23 April 2020.
Awaluddin menjelaskan penghematan biaya operasional sudah berjalan dengan menyesuaikan pola operasional bandara. Seperti mengurangi penggunaan fasilitas nonprioritas karena frekuensi penerbangan di 19 bandara juga mengalami penurunan.
Adapun pada Januari 2020 rata-rata penerbangan masih sekitar 2.169 penerbangan per hari. Namun pada bulan ini (1-21 April) rata-rata penerbangan turun menjadi 650 penerbangan per hari. Penyesuaian pola operasional ini dapat menghemat biaya operasional sebesar 25-30 persen.
“Penyesuaian pola operasional selain menghemat biaya operasional 25-30 persen juga dapat mendukung aspek kesehatan bagi para pekerja karena kami bisa menerapkan konsep kerja dari rumah dan sistem roster serta split team juga split project,” tutur Awaluddin.
Berbagai penghematan yang dilakukan saat ini disebut dengan cost leadership, dan dapat mendukung penguatan kas atau cash position dari perseroan.
Di samping melakukan penghematan, AP II juga menjalankan sejumlah strategi pada fase business survival guna mempertahankan pelanggan yang ada dan memperluas portofolio bisnis guna mengamankan pendapatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News