"Kemudahan-kemudahan perizinan, dan juga apakah dari sisi fiskal insentif itu kita sedang bicarakan juga," kata Rosan ditemui di Hotel Four Season, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Maret 2020.
Menurut Rosan, dampak covid-19 sudah sangat terasa mengganggu terhadap industri elektronik di Tanah Air. Kondisi ini juga ikut berdampak pada kinerja ekspor lantaran ketersediaan bahan baku yang stoknya makin menipis.
"Terus terang di sektor elektronik, kalau kita lihat kan impor kita 26 persen dari Tiongkok dan top three bahan baku untuk elektronik, laptop dan layar datar itu paling besar, itu kita minta untuk berikan relaksasinya, papar Rosan.
Kemudahan izin impor bahan baku dan bahan penolong tersebut, kata dia ditujukan untuk dipasok dari negara selain Tiongkok agar mendapat alternatif pasokan. Namun demikian, skema ini masih dirasakan cukup sulit untuk dilakukan dalam waktu singkat.
"Terutama untuk impor, terutama bahan baku dan penolong dimudahkan. Ini yang sebagian besar dari Tiongkok mengalami kendala dari supply side. Kita minta untuk kemudahan dalam rangka cari substitusi dan juga negara-negara lain walaupun tidak gampang," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah berencana kembali merilis insentif sebagai antivirus untuk mengurangi dampak penyebaran virus korona ke ekonomi. Bahkan anggaran yang disiapkan bisa melebihi dari insentif yang telah diberikan sebelumnya, yakni sebesar Rp10,3 triliun.
"Targetnya demikian (anggaran insentif yang disiapkan), lebih dari yang pertama," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Maret 2020.
Airlangga menambahkan berbagai insentif yang disiapkan akan menyasar stimulus bagi industri. Khususnya kemudahaan perizinan untuk impor bahan baku di industri manufaktur serta dukungan untuk mendorong ekspor di tengah pelemahan perdagangan global.
"Ditambah integrasi dari sistem Perdagangan, Perhubungan dan Bea Cukai agar dokumentasi ekspor itu lebih standar. Kemudian juga akan didorong agar perizinan-perizinan yang membutuhkan sertifikat khusus misal sertifikat keterangan asal (SKA) atau health certificate bisa dikeluarkan di titik-titik ekspor sehingga tidak bolak balik," jelasnya.
Dirinya mengaku saat ini pemerintah masih melakukan pembahasan terkait insentif yang bakal diberikan. Airlangga berharap kebijakan ini akan diluncurkan dalam waktu dekat sehingga bisa segera diumumkan kepada publik.
"Semuanya terkait dengan (insentif) fiskal, sebagai contoh tourism itu kan terkait dengan fiskal yang Rp10,3 triliun. Jadi kita akan membuat paket yang mempunyai dampak terhadap kebijakan fiskal tersebut. Artinya kita akan mendorong dalam situasi ini spending langsung tambahan," pungkas dia.
Pemerintah menggelontorkan anggaran sebesar Rp10,3 triliun sebagai antivirus mencegah dampak korona ke ekonomi. Insentif diberikan baik untuk pariwisata serta mendukung konsumsi agar tetap bisa tumbuh sehingga berkontribusi terhadap perekonomian.
Sementara khusus untuk pariwisata, pemerintah mengalokasikan Rp742,4 miliar terdiri dari Rp298,5 miliar untuk menggaet wisatawan asing serta insentif wisatawan dalam negeri sebesar Rp443,9 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News