"Proyeksi ekonomi itu seperti kita ukur suhu tubuh. Kita lihat orang sehat tidak panas. Ini proyeksi dengan capital market, beberapa indeks sudah naik semua. Sampai akhir tahun, pemerintah membuat proyeksi ekonomi minus 1-0,25 persen," ujar Airlangga dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu, 13 September 2020.
Proyeksi ekonomi nasional mengacu dari kinerja ekonomi kuartal I-2020 yang tumbuh 2,97 persen dan kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Adapun pada kuartal III 2020, pemerintah memperkirakan ekonomi minus 3-1 persen. Diharapkan terjadi pemulihan dengan pola V shape pada perekonomian nasional.
"Kita hindari dari V menjadi W. Kalau pesawat itu sudah terbang stall. Kita jaga jangan sampai itu terjadi. Pemerintah melakukan langkah bersama untuk sinkronisasi gas dan rem," terang Airlangga.
Proyeksi ekonomi minus pada kuartal III 2020, lanjut dia, menegaskan Indonesia akan jatuh dalam jurang resesi. Namun saat pandemi covid-19, resesi bukan hal aneh. Sebab, dampak pandemi merambat ke seluruh sektor ekonomi dan terjadi di berbagai negara.
Indonesia dikatakannya telah menemukan titik terendah perlambatan ekonomi pada kuartal II-2020. Kondisi itu berbeda dengan negara lain yang mengalami resesi, namun titik terendahnya belum terlihat. Artinya, ekonomi Indonesia masih berdaya tahan dan relatif lebih baik ketimbang negara lain. (M. Ilham Ramadan Avisena)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News