"Investasi di sektor itu bukan berarti kita terus merugi. Tidak. Karena hasilnya pun nyata bahwa ini lebih efisien dan produktivitas lebih tinggi. Barangkali lebih tinggi dari 15 persen (efisiensinya)," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam Webinar Mind ID dengan tema “SMART Operation: Optimalisasi Teknologi 4.0 untuk Industri Pertambangan yang Berkelanjutan,” di Jakarta, Kamis, 22 September 2022.
"Contoh, satu truk. Kalau dia menekan gasnya kurang dalam, itu kan bensinnya akan lebih banyak. Lebih lama jam operasionalnya. Tapi kalau dengan digital smart teknologi seperti ini bisa dideteksi dari control room. 'Eh, kamu kurang cepat sedikit'. Juga untuk safety. Truk kalau turunan harus gigi rendah. Itu bisa dideteksi control room, orang ini melaju di atas kecepatan 40 km dengan gigi tinggi, bukan gigi rendah. Ini bahaya. Langsung allert-nya muncul," imbuh Tony.
Tony mengatakan pihaknya menerapkan Smart Mining yang mereka namakan sebagai advance digital technology mulai dari tahap eksplorasi, produksi hingga pengangkutan. Penerapan menuju Smart Mining ini sebenarnya sudah digagas sejak 2004 dan pada 2022 disempurnakan dengan penerapan 5G.
"Terakhir yang kita lakukan adalah bagaimana meng-adopt teknologi 5G yang disiapkan oleh Telkomsel untuk kita gunakan tidak hanya di tambang bawah tanah, tapi juga di permukaan, antara lain komunikasi dan integrasikan sistem yang kita punya," kata Tony.
Tony membeberkan pihaknya di Freeport terdapat sekitar 40 ribu network devices, 4.700 radio communication, 1 juta email per hari, 360 server dan hampir 1.000 CCTV. Semua perangkat itu harus dikelola secara terintegrasi dengan total 28 ribu karyawan dan lebih dari 200 ribu bijih yang diproduksi setiap hari.
Tony menjelaskan dengan Smart Mining ini salah satunya adalah untuk mengendalikan alat-alat berat dan kereta api listrik itu dari jarak jauh dari jarak 10 km. Kedua untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Ketiga, untuk mengatasi situasi atau tantangan alam yang ada karena curah hujan di daerah kerja Freeport merupakan tertinggi di dunia bisa sampai 12 ribu mm per tahun.
"Jadi semuanya ini kita pasang sensor dan sensor itu akan mengirim signal apabila terjadi perubahan cuaca ke control room dan langsung terdistribusi dan bisa langsung dibaca di lapangan dengan tablet dan ini semua di tambang bawah tanah sekitar 1.000 penguat signal yang kita pasang di seluruh area tambang bawah tanah dan juga untuk radio 169 leaky feeder," ujarnya.
Penerapan Smart Mining diharapkan dapat membantu operasional sehingga tujuan bisa lebih cepat tercapai, lebih selamat, lebih efektif dan lebih efisien. Kemudian produktivitas lebih tinggi dan juga tantangan alam bisa diantisipasi dengan informasi dini mengenai hal-hal tersebut.
“Saat diperkenalkan teknologi 5G, kita adopt. Ternyata bisa dan itu sangat memudahkan kita. Kita tadinya server based. Sekarang sudah 70 persen cloud based. Server based-nya, 30 persen. Nanti dua hingga tiga tahun ke depan, sudah cloud semua. Jadi ini sangat memudahkan dan cloud based ini kita bisa akses from anywhere. Ujungnya nanti kita harap ini semua dikendalikan dari tablet bagi siapapun yang punya akses,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News