"Pemerintah pasti akan mencoba untuk membuat atau menerbitkan kebijakan-kebijakan, khususnya kebijakan insentif atau stimulus yang pernah kita lakukan di awal-awal covid-19 hadir di Indonesia, yang pada dasarnya jauh lebih berat, lebih rumit dari yang kita hadapi sekarang," katanya, dilansir dari Antara, Selasa, 1 November 2022.
Menperin menjelaskan insentif atau stimulus yang diberikan diharapkan dapat mendorong optimisme ekonomi di dalam negeri. "Market domestik juga penting untuk kita ciptakan, kekuatan pasar domestik juga penting, itu menjadi modal kita," katanya, dalam acara Link and Match IKM Komponen Otomotif dengan Supplier APM.
Namun, Menperin belum mengungkap insentif apa yang akan diberikan. Ia mengaku masih akan mempelajari dan mengkaji lantaran banyak faktor yang membuat industri kesulitan. Hal itu mulai dari pasar global, hingga bahan baku industri.
Baca: Menteri PUPR: Seluruh Proyek Infrastruktur Rampung di Semester I-2024 |
Ia menambahkan sejauh ini belum menerima laporan terkait adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari pelaku industri yang terdampak krisis global. Kemenperin akan berupaya agar pelaku industri bisa tetap menjalankan usahanya tanpa harus melakukan pengurangan karyawan di tengah kondisi yang sulit.
"Kami belum dapat laporan dari pelaku industri soal PHK. Tapi kami terus menerus melakukan pengawalan agar mereka tetap bisa beroperasi tanpa mengurangi karyawannya," katanya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W Kamdani memprediksi, sektor padat karya akan melakukan PHK karena permintaan pasar dari sektor tersebut turun tajam.
Meski Shinta tidak memprediksi kapan gelombang PHK sektor padat karya tersebut terjadi, namun ia yakin bahwa banyak perusahaan yang melakukan efisiensi di banyak bidang demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News