Ilustrasi. FOTO: dok Tokopedia.
Ilustrasi. FOTO: dok Tokopedia.

Gudang Distribusi E-commerce Dinilai Mampu Tekan Inflasi

Husen Miftahudin • 25 Oktober 2022 20:09
Jakarta: Tingginya biaya logistik telah menjadi instrumen pendorong inflasi dalam beberapa waktu belakangan. Biaya sektor transportasi dan logistik di Asia Tenggara, khususnya Indonesia masih sangat tinggi. Selain kenaikan BBM, besaran biaya logistik salah satunya dipengaruhi oleh kondisi geografis suatu negara.
 
Melihat hal ini, pihak swasta pun turut turun tangan dengan berkontribusi dan menghadirkan berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur, pembenahan pelabuhan, dan pembangunan gudang sebagai hub serta berbagai kegiatan lain yang terkoneksi dengan kawasan industri akan memberikan dampak secara langsung terhadap kemudahan mendapatkan barang dan jasa serta mengurangi biaya logistik.
 
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, keberadaan gudang atau distribution center sebagai hub akan sangat menguntungkan karena bisa mendekatkan distribusi barang ke konsumen.

"Ketika rangkaian logistik menjadi lebih pendek, maka biaya yang harus dikeluarkan juga akan bisa ditekan," ujar Yukki dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 Oktober 2022.
 
Yukki menambahkan, konsumen sekarang selektif dan pintar untuk memilih jenis barang dan layanan pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Karena itu, jasa logistik maupun e-commerce yang bisa memberikan kemudahan bagi konsumen akan menjadi pilihan. 
 
Saat dunia terus mengalami perubahan, maka bidang logistik yang merupakan bagian dari rantai pasok juga harus ikut bergerak. "Perusahaan jasa, termasuk logistik yang tidak adaptif akan ditinggalkan konsumen," tutur dia. 
 
Adapun kinerja logistik Indonesia sebenarnya terus membaik sejak 2014. Apalagi pemerintah juga terus melakukan pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan sentra ekonomi baru di seluruh Indonesia.
 
Contohnya Tokopedia yang baru-baru ini membuka gudang pintar di wilayah Osowilangun, Surabaya. Gudang pintar ini dikenal dengan nama Dilayani Tokopedia. Fasilitas Dilayani Tokopedia ini melayani pemenuhan ratusan ribu produk setiap harinya dan mampu menampung kapasitas jutaan produk. 
 
"Tujuannya, mendekatkan penjual dengan pembeli di mana pun mereka berada, agar UMKM di seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan berkembang (tanpa harus pindah ke kota besar), dan pembeli bisa mendapatkan produk kebutuhan yang lebih beragam dengan lebih cepat dan efisien," ungkap Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia Astri Wahyuni.
 
Baca juga: Ekonomi Digital Bakal Jadi Solusi Tekan Risiko Inflasi Meroket

 
Melalui pembukaan gudang pintar ini, Tokopedia diharapkan dapat menjadi salah satu cahaya yang berkontribusi pada pemulihan ekonomi dan tidak hanya kontribusi ke lokal tapi juga nasional dengan meningkatkan pembelian dan juga membuka lapangan pekerjaan.
 
"Kita sebenarnya membutuhkan pusat bisnis di regional, fungsi itu ada di gudang pintar. Jadi kalo ini menjadi bagian dari multi traffic trading tentu saya berharap bahwa penguatan dari sektor perdagangan di Jawa Timur akan bisa meningkat lebih signifikan lagi," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
 
Selain memberikan solusi untuk seller, sebutnya, keberadaan cabang ini juga diharapkan mampu membantu pemerintah daerah menahan laju inflasi akibat dari tingginya biaya logistik dan transportasi karena pengiriman barang. 
 
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menambahkan, kenaikan harga BBM memang memaksa produsen untuk mulai mengerek harga.
 
"Ini sepertinya akan terus berlanjut. Apalagi dilihat dari isu global, krisis yang sekarang mulai melanda negara-negara besar seperti Amerika dan Inggris nantinya kemungkinan juga akan berimbas ke Indonesia. Ini tentu harus kita waspadai," beber Adik. 
 
Namun di sisi lain, perekonomian Indonesia selama ini kerap diselamatkan karena tingkat konsumsi dalam negeri yang cukup kuat. Salah satu contohnya adalah transaksi di e-commerce
 
Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi dagang elektronik atau e-commerce sepanjang 2021 mencapai Rp401 triliun. Sedangkan di 2022 ini diprediksi meningkat 31,2 persen menjadi Rp 526 Triliun.
 
"Melihat data ini, tingkat optimisme konsumen masih tinggi. Minat belanja masyarakat, khususnya di e-commerce masih tinggi," ujarnya. 
 
Untuk menjaga hal tersebut, keandalan distribusi juga menjadi kunci. "Logistik dan distribusi yang lancar dan terjangkau menjadi penting bagi konsumen. Karena itu keberadaan gudang distribusi yang bisa mendekatkan produk ke konsumen merupakan salah satu strategi yang sangat baik," tutup Adik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan