Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Foto: MI/Susanto
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir. Foto: MI/Susanto

Perusahaan BUMN Antisipasi Dampak Ekonomi dan Geopolitik Global

Annisa ayu artanti • 18 April 2024 14:31
Jakarta: Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memperingatkan perusahaan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.
 
Erick mencontohkan inflasi AS sebesar 3,5 persen membuat langkah the Fed menurunkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
 
"Situasi geopolitik juga semakin bergejolak dengan memanasnya konflik Israel dan Iran beberapa hari yang lalu," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Kamis, 18 April 2024.
 
Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus USD85,7 dan USD90,5 per barel.
 
"Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai USD100 per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat," ujar dia.
 
Baca juga: Erick Thohir: BUMN Ikuti Aturan Pemerintah Tahan Harga BBM hingga Juni
 
Erick menyampaikan dua hal tersebut telah melemahkan rupiah menjadi Rp16.000-Rp16.300 per USD dalam beberapa hari kebelakang. Nilai tukar ini bahkan bisa mencapai lebih dari Rp16.500 per USD apabila tensi geopolitik tidak menurun.
 
Erick menilai suituasi ekonomi dan geopolitik tersebut sudah dan akan berdampak kepada Indonesia melalui Foreign Outflow dana investasi yang akan memicu melemahnya rupiah dan naiknya imbal hasil obligasi.
 
Kemudian juga semakin mahalnya biaya impor bahan baku dan pangan karena gangguan rantai pasok. "Dan akan menggerus neraca perdagangan Indonesia," sambung Erick.

Minimalisir dampak global 

Oleh karena itu, Erick meminta BUMN melakukan langkah cepat dalam meminimalisasi dampak global melalui peninjauan ulang ulang biaya operasional belanja modal, utang yang akan jatuh tempo, rencana aksi korporasi, serta melakukan uji stres dalam melihat kondisi BUMN dalam situasi terkini.
 
Erick meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak. Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
 
"Serta melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat," lanjut Erick.
 
Selain itu, sambung Erick, BUMN yang berorientasi pasar ekspor seperti Pertambangan MIND ID, perkebunan PTPN bisa memanfaatkan tren kenaikan harga ini untuk memitigasi tergerusnya neraca perdagangan.
 
Erick mengatakan BUMN yang memiliki utang luar negeri atau berencana menerbitkan instrumen dalam dolar AS agar mengkaji opsi hedging untuk meminimalisasi dampak fluktuasi kurs.
 
"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," kata Erick.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan