Hal itu ditujukan bagi perusahaan-perusahaan pelat merah dengan tidak membeli dolar AS secara jor-joran.
Pasalnya, eskalasi Timur Tengah yakni Iran dan Israel yang semakin memanas akan membuat dolar AS semakin tinggi.
"Pak Erick itu setuju dengan yang disampaikan Pak Airlangga (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian). Jadi tidak pernah Pak Erick menyuruh BUMN memborong dolar AS," kata Arya, Jumat, 19 April 2024.
Baca juga: Erick Thohir Japri Direksi BUMN Soal Konflik Iran-Israel, Apa Isinya? |
BUMN mengantisipasi dampak ekonomi dunia
Sebelumnya, Erick memperingatkan BUMN untuk mengantisipasi dampak dari gejolak ekonomi dan geopolitik dunia.Dia meminta BUMN perbankan menjaga secara proporsional porsi kredit yang terdampak oleh volatilitas rupiah, suku bunga, dan harga minyak.
Erick juga menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar mengoptimalkan pembelian dolar AS secara terukur.
Selain itu, BUMN juga diminta untuk melakukan kajian sensitivitas terhadap pembayaran pokok dan atau bunga utang dalam dolar yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
"Seluruh BUMN diharapkan dapat waspada dan awas dengan memantau situasi saat ini, mengingat kemungkinan terjadi kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat," kata Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News