Ilustrasi migas. Foto: AFP.
Ilustrasi migas. Foto: AFP.

Mendorong Kenaikan Produksi Migas Manfaatkan Lahan Tua

Antara • 17 November 2023 11:17
Jakarta: Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) berkomitmen mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi migas. Salah satunya menggalakkan program-program enhanced oil recovery (EOR) yang selama ini belum memberikan kontribusi produksi signifikan seperti di era 90-an.
 
baca juga: SKK Migas Genjot Penggunaan TKDN Lewat Forum Kapasitas Nasional

Sekjen Aspermigas Elan Biantoro mengatakan EOR mulai gencar dikembangkan kembali setelah keluarnya Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
 
EOR adalah metode eksploitasi minyak yang dilakukan dengan mengoptimasi sumur-sumur minyak, sasarannya agar minyak yang kental, berat, dan memiliki poor permeability dan irregular faultness dapat diangkat ke permukaan dan kemudian diproduksi.
 
"Instansi pemerintah yang terkait seperti Ditjen Migas dan SKK Migas terus mengkampanyekan melalui workshop dan seminar. Bahkan, Ditjen Migas pun melakukan Festival EOR pada akhir 2022. Namun, secara umum, hingga saat ini, perkembangan penerapan EOR di sumur-sumur tua terasa sangat lamban," ungkap Elan, dilansir Antara, Jumat, 17 November 2023.

Ia mengatakan meskipun pemerintah telah mendorong untuk diterapkan dengan begitu masif dan berbagai teknologi EOR telah ditawarkan, pertumbuhan program penerapan EOR masih jauh dari harapan dan tampak terseok-seok. Banyak kendala yang timbul, baik dari sisi teknis, legal, dan keuangan.

Kendala penerapan EOR

Elan mencontohkan terkait dengan kendala teknis berupa pemilihan teknologi yang tepat untuk suatu sumur/lapangan dengan karakteristik reservoir dan geologi dari lapangan tersebut hingga infrastruktur yang tersedia.
 
Kemudian, kendala legal seperti perizinan hingga organisasi khusus yang fokus menangani EOR di dalam instansi pemerintah terkait (Ditjen Migas dan SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Selanjutnya, kendala di bidang fiskal dan keuangan, di antaranya kebijakan cost recovery bagi EOR hingga insentif bagi KKKS berupa profit split maupun tax holiday.
 
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan Kementerian ESDM telah menerbitkan berbagai kebijakan yang peluang investasi yang menarik bagi para investor khususnya hulu migas.
 
Kebijakan-kebijakan tersebut seperti dibukanya dua opsi jenis kontrak KKKS, yaitu format gross split dan format cost recovery, pembagian profit split yang lebih menarik mulai dari 80:20 bahkan sampai ada yang 50:50 bergantung risiko dan kompleksitas wilayah kerja.
 
Berikutnya, simplifikasi format KKKS gross split yang hanya terdiri dari tiga parameter, kebijakan pengelolaan hulu migas konvensional dan nonkonvensional dalam satu kontrak KKKS, kebijakan perpajakan serta juga dorongan untuk melakukan kegiatan EOR bagi para KKKS eksisting pada masa perpanjangan  kontraknya.

Kebijakan carbon capture

Terkait kebijakan carbon capture storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS), Kementerian ESDM juga mengkolaborasikan dengan upaya EOR injeksi CO2 dan salah satu lapangan minyak yang bagus untuk penerapan EOR CO2 adalah Lapangan Sukowati di Bojonegoro, Jawa Timur.
 
Sementara, Arif menyampaikan butuh waktu 7-14 tahun dalam upaya kegiatan EOR mulai dari kajian/studi, pilot project hingga penerapan full scale untuk peningkatan produksi dari usaha EOR.
 
Saat ini, kata Arif, ada 20 lapangan migas top priority untuk kegiatan EOR dan semua upaya EOR masih dalam tahapan studi. Telah tersedia dana untuk EOR sebesar USD442 juta sebagai komitmen kerja pasti dari para KKKS yang mendapat perpanjangan kontrak dari Pemerintah Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan