Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dokumen KAI
Ilustrasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Foto: Dokumen KAI

Balik Modal Kereta Cepat Tak Sampai Seabad, Rosan: Pendapatan Bukan Cuma dari Tiket!

Insi Nantika Jelita • 17 Oktober 2023 20:09
Jakarta: Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Rosan Perkasa Roeslani menegaskan pemerintah berupaya agar potensi break even point (BEP) alias balik modal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh tidak mencapai 100 tahun.
 
Hal ini merespons pernyataan ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri yang memperkirakan Faisal balik modal dari proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu mencapai 139 tahun.
 
Perhitungan Faisal ini sendiri didasarkan atas tarif kereta cepat yang dipatok Rp300 ribu, 36 kali perjalanan, serta keterisian tempat duduk penuh hingga 601 penumpang setiap harinya.

Rosan mengatakan selain dari tiket, sumber pendapatan lain bisa menjadi pemasukan bagi PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator Whoosh. Yakni berasal dari tenant, hak penamaan atau naming rights, iklan sponsor, dan lainnya.
 
"Jangan dilihat dari hitungan tiket saja, tapi kan ada tenant, sponsor, ada banyak vendor. Jadi jangan melihat dari satu kacamata saja, tapi dari hal yang besar," kata Rosan di Stasiun Halim, Jakarta, Selasa, 17 Oktober 2023.
 
Meski, tidak menyebutkan berapa perkiraan pendapatan yang didapat dari penjualan iklan atau sponsor, Rosan menyebut keberadaan proyek kereta cepat relasi Jakarta-Bandung akan memberikan manfaat bagi perekonomian bagi pelaku usaha besar hingga kecil.
 
"Ada dampak kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga, ada perputaran ekonomi. Jadi, selain tiket, kalau dihitung semua dampak dari adanya kereta api cepat itu akan sangat signifikan," harap dia.
 
Baca juga: Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp300 Ribu Sudah Termasuk KA Feeder
 

Telan anggaran USD7,2 miliar


Adapun total biaya pembangunan proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara itu menelan USD7,2 miliar atau setara Rp113 triliun (Rp15.743). Sebanyak USD1,2 miliar di antaranya merupakan pembengkakan biaya (cost overrun) kereta cepat.
 
Sebelumnya, Manager Property & Non-Farebox Business Development PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Devin Pranata mengaku telah menerima pengajuan lebih dari 70 calon mitra tenant untuk bisa berjualan di stasiun-stasiun KCJB yakni di Stasiun Halim, Karawang, Padalarang dan Tegalluar.
 
"Jadi ada dari skala nasional hingga brand internasional sudah banyak yang mengajukan untuk masuk ke sini (stasiun KCJB). Tenant yang masuk itu sudah familiar dan enak-enak (makanan dan minumnya)," ujar dia beberapa waktu lalu.
 
KCIC, lanjutnya, menggandeng PT Sarinah untuk menghadirkan gerai-gerai usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah terkurasi di stasiun-stasiun KCJB. Dari total ritel yang berjualan di stasiun kereta cepat, 30 persen diperuntukan untuk UMKM.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan