Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan sektor akomodasi dan transportasi tercatat kontraksi 0,13 persen, turun jauh dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh mencapai 21,58 persen. Penurunan ini akibat penurunan mobilitas masyarakat selama penerapan PPKM Darurat mulai Juli hingga Agustus yang masuk kuartal III tahun ini.
"Penyediaan akomodasi dan makanan minuman mengalami kontraksi pertumbuhan 0,13 persen, hal ini terlihat dari penurunan okupansi hotel sebagai dampak adanya kebijakan PPKM darurat," kata dia dalam video conference, Jumat, 5 November 2021.
Untuk sektor transportasi dan pergudangan juga mengalami kontraksi sebesar 0,72 persen pada kuartal III-2021. Kontraksi pada sektor ini didorong transportasi rel dan udara yang mengalami kontraksi masing-masing 7,96 persen dan 19,74 persen disebabkan oleh penurunan jumlah penumpang akibat pembatasan mobilitas masyarakat.
"Transportasi adalah yang paling kena dampak dari menurunnya mobilitas, dimana pada kuartal III ini mengalami kontraksi 0,72 persen. Jauh sekali melambat kalau dibandingkan kuartal II yang tumbuh cukup tinggi 25,10 persen. Jadi dampak PPKM ini sangat menghantam transportasi dan pergudangan," ungkapnya.
Dari 17 kategori usaha tercatat ada 11 kategori yang mengalami pertumbuhan selama kuartal III-2021 dengan pertumbuhan terbesar yaitu sektor jasa kesehatan sebesar 14,06 persen dan terendah pertanian sebesar 1,31 persen. Sementara itu ada enam kategori yang mengalami kontraksi, terbesar di kategori administrasi pemerintah, jasa pendidikan, serta akomodasi dan makanan minuman.
"Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 menurut lapangan usaha masih didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan perdagangan yang memiliki kontribusi terhadap PDB mencapai 66,42 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News