"Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing industri pengolahan rumput laut di Tanah Air. Selain dibutuhkan berbagai kebijakan strategis, juga perlu koordinasi yang kuat dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mencapai sasaran tersebut," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran persnya, Senin, 30 Agustus 2021.
Agus menyebutkan, dalam upaya pengembangan industri pengolahan rumput laut, pihaknya telah menginisiasi sektor ini untuk masuk dalam daftar prioritas investasi. Nantinya, investasi baru harus memiliki kemitraan dengan pembudidaya rumput laut sehingga dapat meningkatkan jaminan suplai bahan baku bagi industri tersebut.
Di samping itu, Kemenperin terus mendorong pengoptimalan penggunaan produk olahan rumput laut dalam negeri bagi industri penggunanya. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
"Selanjutnya, meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut, serta mendorong kerja sama riset dan pengembangan produk olahan rumput laut dengan lembaga riset dalam dan luar negeri," imbuh dia.
Agus optimistis kebijakan hilirisasi industri rumput laut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir terutama bagi nelayan budidaya dan petani rumput laut. "Bahkan, industri berbasis agro ini dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional, seperti dari hasil capaian ekspornya," harap dia.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengemukakan bahwa ekspor produk olahan rumput laut berupa karagenan dan agar-agar mencapai 14 ribu ton atau senilai USD96,1 juta pada 2020.
"Pangsa pasar olahan rumput laut yang cukup besar merupakan peluang bagi Indonesia untuk memacu ekspor, terutama apabila dapat meningkatkan volume produksi dan daya saing produk," ungkapnya.
Indonesia sendiri merupakan negara eksportir karagenan ke-6 di dunia, dan negara eksportir agar ke-7 di kancah global. Negara tujuan ekspor produk olahan rumput dari Indonesia, antara lain ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
Menurutnya, kekuatan pengembangan produk olahan rumput laut di Tanah Air, di antaranya didukung dari produksi rumput laut kering yang mencapai 364 ribu ton per tahun, serta ditopang sekitar 40 industri pengolahan rumput laut yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan total kapasitas sebesar 64,9 ribu ton per tahun.
"Kita sudah memiliki roadmap Industri Rumput Laut Nasional, kemudian Indonesia sebagai salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia, dan penambahan lahan budi daya rumput laut masih terbuka. Hal tersebut merupakan potensi yang harus dioptimalkan," sebut Putu.
Selain itu, guna mendongkrak daya saing, Kemenperin mendorong industri memanfaatkan teknologi terkini, melakukan hilirisasi produk, membangun kompetensi sumber daya manusia (SDM) industrinya, dan menumbuhkan wirausaha baru atau industri kecil dan menengah (IKM) berbasis rumput laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News