Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO
Ilustrasi. FOTO: MI/ROMMY PUJIANTO

Mulai Ditinggal Investor, Pesona Emas Antam Terkikis di Pekan Ini

Angga Bratadharma • 11 September 2021 09:53
Jakarta: Harga emas milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada perdagangan di sepanjang pekan ini terlihat bergerak di zona pelemahan. Dikebutnya vaksinasi covid-19 dan mulai pulihnya perekonomian Indonesia membuat logam mulia seperti emas ditinggalkan oleh investor dan memilih instrumen investasi lain dengan imbal hasil lebih tinggi.
 
Mengutip Logam Mulia Antam, Sabtu, 11 September 2021, harga emas Antam pada perdagangan di awal pekan ini atau Senin, 6 September, berada di posisi Rp942 ribu per gram. Lalu pada Selasa, 7 September, harga emas Antam tertekan ke level Rp940 ribu per gram. Kemudian pada Rabu, 8 September, harga emas turun ke Rp928 ribu per gram.
 
Sedangkan pada Kamis, 9 September, harga emas Antam mulai naik ke level Rp930 ribu per gram. Lalu pada Jumat, 10 September, harga emas kembali menguat ke posisi Rp934 ribu per gram. Sejauh ini, pemerintah tak berhenti memulihkan perekonomian usai terhantam keras oleh pandemi covid-19.

Di sisi lain, Harga emas dunia tergelincir pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), kembali berada di bawah level psikologis USD1.800. Kondisi itu terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal waktu tapering atau pengurangan pembelian aset Federal Reserve AS, yang menyebabkan sebagian besar investor menahan diri.
 
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, merosot USD7,9 atau 0,44 persen menjadi USD1.792,10 per ons. Emas kehilangan lebih dari 2,0 persen untuk minggu ini.
 
Sehari sebelumnya, Kamis, 9 September, emas berjangka terangkat USD6,5 atau 0,36 persen menjadi USD1.800, setelah jatuh USD5 atau 0,28 persen menjadi USD1.793,50 pada Rabu, 8 September, dan terjun USD35,2 atau 1,92 persen menjadi USD1.798,50 pada Selasa, 7 September.
 
Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencegah dana-dana spekulatif berpindah ke emas. Imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang tinggi dapat bertahan untuk beberapa waktu.
 
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih besar memegang emas tanpa suku bunga. "Data indeks harga produsen AS yang meningkat dapat mendorong orang untuk percaya The Fed dapat menunjukkan sedikit kurang akomodatif di kemudian hari," kata Melek.
 
Investor emas memantau dengan cermat keputusan Fed, karena emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah. "Banyak pelaku pasar emas menahan diri karena ketidakpastian seputar jadwal waktu tapering Fed," kata Analis Commerzbank Daniel Briesemann.
 
Karena dolar kemungkinan akan melemah hingga akhir tahun, analis pasar berpendapat bahwa emas layak dibeli ketika turun di bawah USD1.800. Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 27,7 sen atau 1,15 persen menjadi USD23,9 per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober turun USD18 atau 1,85 persen menjadi USD956,5 per ons.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan