Dalam dialog virtual bersama enam eksportir jelang Dubai Expo 2020, Lutfi menyampaikan UKM sebagai pilar dari perekonomian Indonesia bersama pemerintah diharapkan dapat mencari solusi bersama-sama meningkatkan kinerja ekspor nasional, khususnya di wilayah Timur Tengah.
Ia mengungkapkan, permintaan ekspor produk-produk Indonesia kini semakin meningkat akibat adanya perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat.
"Saat ini Indonesia kebanjiran permintaan produk untuk diekspor ke luar negeri. Hal ini merupakan peluang untuk mendorong ekspor nasional," kata Lutfi, melalui keterangan tertulis, Senin, 4 Oktober 2021.
Mendag mengungkapkan, saat ini tarif pengiriman barang ekspor melalui jalur laut mengalami peningkatan lima hingga 10 kali lipat dari sebelumnya, yaitu menjadi USD10 ribu-USD20 ribu per kontainer.
"Terkait tarif pengiriman ekspor jalur laut yang meningkat, kami memberikan usulan kepada para pelaku UKM, khususnya UKM yang mengekspor produk berukuran kecil atau ringan untuk beralih dari pengiriman jalur laut ke jalur udara. Hal ini mengingat adanya penurunan angka penumpang pesawat yang mengharuskan perusahaan penerbangan untuk tetap terbang dengan membawa muatan kargo," jelas Lutfi.
Enam eksportir yang hadir secara virtual yaitu PT Bio Takara, Palemcraft, Nudira SDI (Sumber Daya Indonesia), Sinar Prima Grup, Legong Bali Nusantara, dan Solusi Mandiri Agro.
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menambahkan, Kadin Indonesia akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait untuk bersama mencari solusi terkait tantangan dan hambatan yang dialami para pelaku usaha.
Kadin akan terus berupaya memprioritaskan ekspor nasional ke negara-negara yang memiliki Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Indonesia, antara lain UEA, Australia, Swiss, Hong Kong, Uni Eropa, Turki, dan Korea Selatan. CEPA merupakan perjanjian kerja sama antarnegara yang dapat dioptimalkan guna meningkatkan perdagangan internasional.
"Kadin juga berupaya membuat ekosistem yang dapat menghubungkan UKM dengan para calon buyers. Hal itu dilakukan untuk mempermudah ekspor ke negara-negara tujuan. Rencananya, proyek ini akan dilakukan di Australia, Swiss, serta akan memanfaatkan perhelatan Expo 2020 Dubai untuk mengembangkan proyek di UEA," kata Arsjad.
Partisipasi Indonesia dalam Expo 2020 Dubai merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja ekspor nasional, khususnya dalam kondisi pascapandemi covid-19. Paviliun Indonesia akan mengenalkan lebih dari 300 UKM Indonesia siap ekspor ke pasar Timur Tengah dan dunia selama enam bulan dari 1 Oktober 2021-31 Maret 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News