Dia bilang, masyarakat harus belajar dari kelalaian yang pernah terjadi pada Juli lalu ketika varian delta merebak ditambah dengan lalainya protokol kesehatan.
"Ada sesuatu kelalaian. Pertumbuhan ekonomi pada bulan juli memang sampai 7,07 persen, tapi kuartal dua itu juga harus dibayar dengan kasus 50 ribu orang per hari, RS penuh, oksigen tidak ada, dan selama satu bulan penuh ditutup ritel dan pusat perbelanjaan," ujarnya dalam webinar Hari Ritel Nasional, Kamis, 11 November 2021.
Akibatnya, kata dia, bukan hanya pengusaha ritel yang terganggu tetapi juga pelaku UMKM karena toko ritel menjadi saluran mereka untuk berjualan. Oke mengatakan dalam mengambil kebijakan pemerintah mempertimbangkan banyak aspek. Jika pemerintah mengambil opsi lockdown, ada banyak pelaku UMKM hingga pekerja di sektor informal yang terkena dampaknya.
"Jadi kita memutuskan roda ekonomi dibuka tetapi dengan protokol kesehatan," imbuhnya.
Ke depan, Oke berharap ada kerja sama baik dari pemerintah, asosiasi usaha hingga masyarakat untuk taat pada protokol kesehatan sehingga ekonomi terus berjalan dan penanganan pandemi bisa memiliki progres yang baik.
"Dengan pengalaman yang sudah ada harus seimbang. Tidak euforia, tetap waspada, disiplin, kerja sama antara pusat perbelanjaan dan toko ritel untuk meningkatkan prokes," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News