Ilustrasi motor BBG. Foto: Dokumen PGN
Ilustrasi motor BBG. Foto: Dokumen PGN

2 Hal Ini Penting untuk Jalanankan Program Konversi BBM ke BBG

Annisa ayu artanti • 26 Mei 2023 19:02
Jakarta: Subholding Gas Pertamina mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam mewujudkan diversifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk transportasi. 
 
Asal tau saja, Subholding Gas Pertamina tengah meneruskan program pemerintah sejak 2013 yang telah mengonversi ribuan kendaraan untuk beralih ke BBG seperti taksi, angkot, mobil dinas, dan bus di Jakarta, Bogor, Lampung, Batam, Bandung, Purwakarta, Sukabumi, Surabaya, Gresik, Semarang, Balikpapa, dan Semarang.
 
Secara bertahap anak usaha subholding gas, PT Gagas Energi Indonesia melakukan kembali program konversi tersebut termasuk menginisiasi konversi BBM ke BBG untuk kendaraan roda dua, nelayan dan truk logistik
 
Dengan harga BBG hanya Rp4.500 per LSP akan memberikan penghematan sebesar 55 persen dibandingkan saat menggunakan BBM. Selain itu BBG lebih ramah lingkungan karena  hasil pembakaran berupa CO2 lebih rendah 25 persen, dan Sox 0 persen. 
 
Baca juga: 2030 Indonesia Tak Lagi Impor Bensin
 
Oleh karena itu, BBG tepat menjadi energi alternatif di masa transisi ini dan menjadi bagian dari ekosistem untuk mencapai target Net Zero Emission.
 
Koordinator Keselamatan Hilir Minyak dan Gas Bumi Ditjen Migas Joko Hadi Wibowo menekankan tentang regulasi keselamatan teknologi Compressed Natural Gas (CNG) pada kendaraan. Pemerintah menjamin keselamatan melalui penyediaan regulasi tersebut. 
 
Beberapa kementerian juga telah mendukung melalui penyediaan regulasi kualitas gas, regulasi kelaikan tabung CNG, regulasi keamanan instalasi converter kit, serta standarisasi Converter kit dan tabung.
 
“Jika tools-nya belum ada, maka bisa diperbaiki aturannya. Yang penting adalah program pemanfaatan BBG harus tetap berjalan dan menjadi salah satu prioritas Net Zero Emission. Saat ini berbagai negara tengah mengejar carbon credit, penggunaan BBG bisa menjadi salah satu cara yang dilakukan,” ujar Joko dalam keterangan tertulis, Jumat, 26 April 2023.
 
Untuk itu, Ditjen Migas mendorong upaya pemanfaatan BBG secara lebih besar. Program percepatan pemanfaatan BBG merupakan penugasan pemerintah kepada Pertamina dan PGN. 
 
“Pertamina dan PGN juga harus menjadi contoh terutama masalah keselamatan terkait pemanfaatan BBG,” lanjut Joko.
 
Bila perlu dilakukan benchmarking, dapat dilakukan dengan mencontoh negara-negara yang sudah menggunakan BBG secara lebih dahulu dan utama untuk jenis kendaraan yang sama. Dengan begitu, secara bertahap, kendaraan berbahan bakar gas dapat mencapai 440 ribu unit kendaraan dan 200 kapal. 
 
Sementara itu, Direktur Utama Gagas Muhammad Hardiansyah menyampaikan, Gagas berkomitmen untuk memenuhi standar keamanan & keselamatan dalam program pemanfaatan BBG untuk kendaraan. Maka sertifikasi dan uji coba rutin dilakukan untuk memastikan bahwa kendaraan BBG aman untuk digunakan.
 
Gagas telah mengelola banyak SPBG untuk menyalurkan 11,7 juta LSP per tahun bagi transportasi. Seluruh SPBG telah mendapatkan izin dari layak operasi dari Kementerian ESDM dan sertifikat inspeksi teknis. 
 
Mobile Refueling Unit (MRU) juga telah mendapatkan izin layak operasi dari Kementerian ESDM dan sertifikat inspeksi teknis. Begitu juga dengan Gas Transpordt Module (GTM) dan Pressure Reducing System (PRS) telah mencapatkan sertifikat inspeksi teknis.
 
Baca juga: 5 Manfaat Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan
 
Gagas juga telah melakukan konversi konversi BBG untuk kendaraan logistik BBM. Termasuk konversi pada 4 heavy truk pengangkut BBM milik  Pertamina Patra Niaga dan Konversi pada 30 Light Truck 10 Feet milik Gagas. Untuk melakukan konversi Gagas telah memenuhi regulasi seperti sertifikat keamanan Tabung CNG, sertifikat Bengkel Workshop, Sertifikat Analisa Kualitas Gas SPBG, dan sertifikat Uji Instalasi Head truck.
 
Gagas pun tengah melakukan pilot project konversi BBM ke BBG pada sepedar motor. Adapun sertifikasi yang telah didapatkan adalah seritifikat tabung CNG, sertifikat Bengkel Workshop, dan sertifikat analisa gas SPBG.
 
“Kami berterima kasih atas dukungan dan rekomendasi-rekomendasi yang diberikan dalam rangka realisasi program konversi BBG pada kendaraan. Dukungan ini menjadi penyemangat kami untuk terus memastikan alat penunjang konversi BBG sesuai dengan standar teknis yang berlaku," ujar Hardiansyah.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan