Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Foto: Medcom.id
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi. Foto: Medcom.id

Harus Ramah Lingkungan, Stop Kelola Pertanian dengan Ugal-ugalan!

Ade Hapsari Lestarini • 21 Juli 2023 15:44
Jakarta: Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong terwujudnya pertanian berkelanjutan melalui pola sistem pertanian yang ramah lingkungan.
 
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak, berbasis inovasi teknologi untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan dan berisiko rendah.
 
Selain itu, pertanian ramah lingkungan merupakan teknik pertanian yang dalam pelaksanaannya menggunakan mikroorganisme menguntungkan serta bahan organik, sehingga agroekosistem menjadi seimbang baik di bawah tanah maupun di atas tanah.

Dedi menjelaskan, petani seringkali menggunakan pestisida maupun pupuk kimiawi yang berlebihan. Sehingga berakhir pada hancurnya lingkungan yang kembali lagi berakibat pada pertanian.
 
"Pengelolaan pertanian secara berlebihan dan ugal-ugalan menyebabkan tanah kita hancur, udara hancur, air hancur, dan lingkungan kita hancur," tegas Dedi saat konferensi pers menjelang pelaksanaan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh Vol. 7 Tahun 2023, Jumat, 21 Juli 2023.
 
Bahkan residu pestisida dan residu pupuk kimia yang berlebihan akan semakin berbahaya, jika tertinggal atau terdapat pada produk pertanian yang berakibat munculnya penyakit degeneratif dan kanker.
 
 
Baca juga: Ditjen PSP Kementan Kembangkan Potensi Pertanian dan Wisata di Agro Edu Wisata Cianjur

 
Untuk kembali menyadarkan dan mengubah mindset petani akan pertanian ramah lingkungan, maka perlu didukung dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani dan penyuluh melalui pelatihan, salah satunya Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh.
 
Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh saat ini merupakan agenda intelektual yang secara konsisten diselenggarakan oleh Badan PPSDM Pertanian, dan saat ini telah mencapai Volume ke-7.
 
Pelatihan ini akan dilaksanakan selama tiga hari pada 26-28 Juli 2023 secara online serentak di UPT Pelatihan Pertanian, Kantor Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/kota, dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia ataupun lokasi titik kumpul lainnya; Kurikulum Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh meliputi kebijakan pengembangan pertanian ramah lingkungan, landscaping lahan pertanian, teknologi konservasi tanah dan air, penerapan Integrated Farming sistem skala kecil dan industri, pemprosesan pestisida organik, pengenalan perencanaan usaha tani berbasis ekonomi sirkular.
 
"Kita ciptakan kemandirian petani untuk menciptakan pestisida nabati dan pupuk organik sendiri. Teknologi sebenarnya sudah ada dan dikuasai petani bahkan penyuluh. Tinggal bagaimana menggerakkan untuk kembali ke pertanian ramah lingkungan," ajaknya.
 
Mengenai keberlanjutan perilaku petani untuk kembali ke pertanian ramah lingkungan, Dedi menjelaskan dengan peranan penyuluhan yang harus dilakukan kesinambungan bisa untuk mengubah mindset petani, dari mengerti dan memahami, mau berubah kemudian mampu implementasikan pertanian ramah lingkungan. Tentunya dengan didukung oleh semua pihak stakeholder pertanian.
 
"Stop mengelola pertanian dengan ugal-ugalan. Kalau kita pelihara bumi, bumi akan pelihara kita," pesannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan