Ilustrasi. FOTO: Medcom.id
Ilustrasi. FOTO: Medcom.id

Masyarakat Wajib Makin Cakap Digital, Ini Alasannya!

Angga Bratadharma • 28 Maret 2023 20:57
Jakarta: Pemerintah terus menggenjot literasi digital dengan harapan masyarakat menggunakan internet secara cerdas dan positif, sejalan dengan digitalisasi kian masuk ke hampir lini kehidupan usai didorong oleh pandemi covid-19. Hal itu juga seiring transformasi ke digital memberi dampak terhadap pembangunan dan perekonomian di Tanah Air.
 
Roland International Artist, Musisi, & Guru Mia Marcellina menilai kegiatan literasi digital digagas dengan tujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
 
"Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet," urai Mia, dilansir dari keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Maret 2023.

Urgensi mewujudkan masyarakat Indonesia yang Makin Cakap Digital (MCD) tak lepas dari survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021. Berdasarkan hasil survei, skor atau tingkat literasi digital masyarakat di 3,49 dari 5,00. Dengan skor itu, tingkat literasi digital Indonesia berada di kategori 'sedang'. 

 
Program IMCD semakin diperlukan, karena menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social ditemukan data pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada 2021-2022 telah mencapai 220 juta orang.
Baca juga: Golongan Ini Tak Wajib Lapor SPT Pajak, Apa Kamu Termasuk?

"Padahal, pada 2019, jumlah itu tak lebih dari 175 juta orang," jelasnya. 
 
Di sisi lain, Ketua KPU Kabupaten Probolinggo Lukman Hakim menambahkan hoaks merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tapi dibuat seolah-olah benar. Ia mengatakan hoaks dianggap bahaya karena bekerja dalam ranah persepsi, menyerang kesehatan mental, dan menjadikannya sebagai mindset, yang akhirnya memengaruhi perilaku orang.
 
"Selain meracuni nalar, hoaks juga dapat menyerang satu generasi dan tidak ada jaminan ia akan sembuh di generasi berikutnya," jelasnya.
 
Sedangkan kampanye hitam, lanjut Lukman, merupakan sebuah upaya untuk merusak atau mempertanyakan reputasi seseorang dengan mengeluarkan propaganda negatif. Upaya tersebut berupa rangkaian pesan yang bertujuan memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. 
 
"Propaganda dalam kampanye hitam tidak menyampaikan informasi secara objektif, tapi memberikan informasi yang dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya," kata Lukman.

Transformasi digital

Sementara itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan transformasi digital memiliki posisi strategis karena diperkirakan hampir 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) di negara-negara Asia-Pasifik diperoleh dari produk atau layanan digital.
 
"Bisa dibayangkan bagaimana porsi digitalisasi untuk mendukung sektor-sektor strategis," kata Koordinator Ekosistem dan Pemanfaatan TIK, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Bappenas, Andianto Haryoko.
 
Di dalam kerangka kebijakan strategi nasional 2020-2024, Indonesia disebut memiliki tiga pilar transformasi digital. Ketiga pilar tersebut mencakup infrastruktur digital, pemanfaatan digital dan penguatan pendukung atau enabler.
 
Dalam pemanfaatan digital, lanjut dia, salah satu sektor yang strategis adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terutama kategori usaha menengah kecil dan mikro mengingat sektor tersebut mempunyai nilai strategis yang cukup besar bagi Indonesia.

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan