Ilustrasi penjual daging sapi di pasar tradisional - - Foto: MI/ Gani
Ilustrasi penjual daging sapi di pasar tradisional - - Foto: MI/ Gani

Ini Pemicu Fluktuasi Harga Daging Sapi

Media Indonesia.com • 02 Maret 2022 15:57
Jakarta: Jaringan Pemotong dan Pedagang Daging Indonesia (JAPPDI) menilai pemicu terjadinya instabilitas atau fluktuasi harga daging karena kurangnya pasokan terutama sapi siap potong.
 
Adapun kebutuhan daging sapi nasional masih didominasi oleh daging hot meat yang 93 persennya diimpor dari Australia. Sementara ketersediaan sapi lokal hanya sanggup memasok tujuh persen dari total kebutuhan masyarakat.
 
“Terkait dengan persoalan itu, JAPPDI sempat akan melakukan aksi libur sebagai bentuk protes agar aspirasi para pedagang dapat didengar oleh pemerintah," ujar Ketua Umum JAPPDI Asnawi dalam keterangan pers, Rabu, 2 Maret 2022.

Asnawi mengungkapkan ada beberapa faktor terkait kendala pasokan sapi impor masuk ke Indonesia. Di antaranya adanya pembatasan pasokan kuota dari jumlah produksi tertiggi di Australia yang hanya bisa dilakukan untuk ekspor 40-44 persen. Kemudian bertambahnya kompetitor dari negara-negara lain seperti Tiongkok dan Vietnam.
 
“Melihat keadaan seperti itu tentunya sangat berdampak pada harga jual dan harga beli di negara Australia. Hal itu tentu juga berdampak pada harga daging sapi Indonesia,” jelas Asnawi.
 
Oleh karena itu, guna memenuhi kebutuhan daging nasional, JAPPDI meminta agar pemerintah membangun sektor peternakan. Sementara untuk meningkatkan produksi sapi, perlu adanya perubahan genetik dalam penyediaan sapi betina indukan bukan hanya sekedar sapi bunting.
 
Namun demikian, pemerintah perlu mengambil kebijakan impor dari negara lain guna menghindari adanya monopoli oleh satu negara. Sementara itu, dalam rangka mendukung stabilitas harga daging khususnya jelang hari besar keagamaan perlu adanya impor frozen daging sapi ataupun kerbau.

 
“Sebab kebutuhan daging nasional 2022 sebanyak 266.065 ton. Sementara pemerintah sendir telah mengambil kebijakan kuota impor tersebut sejumlah 120 ton. Terdiri dari 100 ribu ton daging kerbau dan 20 ribu ton daging sapi. Kemudian sisanya diberikan kepada pengusaha swasta baik dalam bentuk sapi bakalan maupun daging beku atau frozen,” pungkasnya.
 
Dirjen Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting (Bapokting), Kemendag, Isy Karim memastikan stok daging menjelang Ramadan dan Lebaran 2022 masih mencukupi. Menurut dia, ke depannya pemerintah akan menerapkan kebijakan untuk memobilisasi sapi-sapi lokal agar menyumbang stok daging nasional sebesar 62 persen.
 
“Kita habis rapat di KSP untuk memantau harga daging menjelang Ramadan dan Lebaran nanti. Dari sisi dirjen PKH stock mencukupi untuk sampai Lebaran nanti,” kata Isy Karim.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan