"Inti dari krisis pasokan barang ini adalah tingkat freight rise atau kenaikan biaya pengangkutan yang sangat tinggi di hampir seluruh sektor pelayaran dan area lain di dunia. Polanya naik secara fluktuatif, dan saat ini sedang berada pada titik tinggi. Secara up to date, pada tahun 2022 ini sudah naik dari awal tahun sebesar 32 persen, dan trennya masih terus naik," jelas dia dikutip dari keteranganya, Sabtu, 9 April 2022.
Konflik Rusia - Ukraina ikut mendorong terjadinya freight rise, meskipun bukan menjadi satu-satunya penyebab. Selain konflik, freight rise juga terjadi akibat situasi pandemi dan faktor fenomena cuaca yang memengaruhi produk pangan dan kenaikan harga komoditas. Faktor pendorong freight rise yang juga amat besar adalah pemulihan perdagangan di Tiongkok. Permintaan yang amat tinggi dari negara-negara di Amerika Utara terhadap produk dari Tiongkok mengakibatkan kapal-kapal domestik Indonesia pun tersedot untuk melayani pelayaran ke sana.
“Ditinjau dari segi logistik, memang betul bahwa imbas konflik antara Rusia dan Ukraina tidak terlalu signifikan di Indonesia, karena nilai ekspor dan impor kita dengan kedua negara tersebut hanya di bawah 1 persen. Komoditas ekspor yang besar ke Rusia adalah dari kategori minyak hewan dan nabati, sedangkan komoditas impornya adalah besi baja. Komoditas ekspor ke Ukraina sama dengan ke Rusia, sedangkan komoditas impor kita dari Ukraina adalah gandum,” ujar Bani Maulana Mulia.
Meski nilai impor gandum dari Ukraina adalah yang kedua terbesar di Indonesia, tetapi dia menilai Indonesia masih bisa mendapatkan bahan baku tersebut dari negara lain, seperti Australia, Brasil, dan Argentina, walaupun dengan harga yang berbeda.
Menguntungkan Perusahaan Pelayaran
“Bagi shipping industry, hal ini merupakan momentum yang dianggap sangat positif. Memang sering ada komplain dari perusahaan, karena harga yang tinggi atau tidak mendapat tempat untuk pengangkutan logistik. Tapi, freight rise ini merupakan imbas yang terjadi secara global dan tidak bisa kita hindari, karena biaya pengangkutan barang sangat tinggi. Saat ini kita tidak bisa mendapatkan kapal yang biaya perjalanannya murah dan hampir tidak ada kapal yang menganggur,” ujarnyaDia mengatakan terkait konflik Rusia - Ukraina, kapal-kapal yang tadinya melayani area itu mengalami sedikit relaksasi dan bisa mencari area pengangkutan lain. Freight rise ini dipengaruhi oleh supply and demand. Suplai kapal tentu tidak semudah itu ditambah, meskipun pasti kelak akan ditambah.
"Kami prediksikan, freight rise ini akan terus berlangsung hingga akhir tahun 2022, meskipun fluktuasi itu biasa terjadi di sektor pelayaran," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News