Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan pertumbuhan ekspor ini hanya sedikit melambat karena faktor musiman. Ekspor turun 14,29 persen dari USD22,36 miliar pada Desember 2021.
"Ekspor yang tetap tumbuh kuat ini menunjukkan bahwa merebaknya varian Omicron tidak berdampak signifikan pada aktivitas produksi dan ekspor," kata dia dalam keterangan resminya, Rabu, 16 Februari 2022.
Ekspor non-migas tumbuh 26,74 persen (yoy), sedangkan ekspor migas tumbuh lebih moderat 1,96 persen (yoy). Secara kumulatif, nilai ekspor Januari 2022 dimulai dengan nilai yang lebih tinggi dibandingkan prapandemi, yaitu Januari 2020.
"Ini didorong oleh peningkatan harga komoditas utama. Ke depan, kinerja ekspor diperkirakan masih akan kuat didukung oleh permintaan maupun harga yang masih tinggi," jelas Febrio.
Sementara itu, kinerja impor tumbuh sebesar 36,77 persen (yoy) atau USD18,23 miliar pada Januari 2022. Impor migas tumbuh sebesar 43,66 persen (yoy) disusul oleh impor nonmigas yang tumbuh sebesar 35,86 persen (yoy) pada periode tersebut.
"Kinerja impor juga masih kuat, mencerminkan aktivitas konsumsi dan produksi dalam negeri yang terus menunjukkan pemulihan. Ke depannya, kinerja impor di 2022 diperkirakan semakin meningkat sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi yang semakin kuat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News