Demikian disampaikan Deputy Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Wahyu Budiarto, saat melakukan kunjungan ke Media Group, Selasa, 27 April 2021.
Kendati demikian, kata Budi, pihaknya tetap menghargai keputusan pemerintah sebagai pemilik wilayah migas di Indonesia.
Ia menuturkan, demi menjaga reputasi Chevron yang telah 97 tahun beroperasi di Indonesia, maka Chevron pun turut aktif dalam proses transisi ke PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dengan memberikan data mengenai geologi dan geofisika, perizinan, prosedur standar operasional (SOP), fasilitas produksi, pertanahan, kontrak barang dan jasa, sumber daya manusia, dan program pengembangan masyarakat.
Budi menambahkan, langkah ini dilakukan untuk menekan laju penurunan produksi ketika nantinya telah berpindah tangan (handover) ke PHR.
"Tentu saja niatnya mempertahankan produksi. Memang produksinya akan dinikmati di belakang setelah handover, tapi bagi kami ini kemenangan besar, ya reputasi Chevron sebagai perusahaan yang sudah lama di Indonesia," jelas dia.
Blok Rokan akan dikelola oleh PHR mulai 8 Agustus 2021. Otomatis, dengan kesepakatan tersebut pegawai Chevron akan menjadi pegawai PHR. Budi bahkan menggunakan istilah 'ganti baju', karena para pegawai aktif Chevron tetap akan bekerja di Blok Rokan dengan status pegawai Pertamina.
"Kami ada 2.800 pegawai aktif dan salah satu agreement dengan PHR. Nanti di 8 Agustus seluruh pegawai yang masih aktif akan menjadi pegawai Pertamina," jelas Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News