Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose C19. Foto: dok UGM.
Alat pengecekan virus covid-19 yang dikembangkan Universitas Gadjah Mada (UGM) GeNose C19. Foto: dok UGM.

Balai Kemenperin di Yogyakarta Dukung Pengembangan Komponen GeNose C19

Nia Deviyana • 18 Februari 2021 18:21
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui salah satu unit kerjanya, yakni Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP) di Yogyakarta turut berkontribusi dalam pengembangan alat pendeteksi virus covid-19 melalui hembusan nafas, yang dikenal dengan GeNose C19.
 
Dalam hal ini, BBKKP Kemenperin menjalin kolaborasi dengan PT Yogya Presisi Teknikatama (YPTI) untuk mendukung pembuatan alat tersebut dalam konsorsium yang dipimpin Universitas Gadjah Mada (UGM).
 
"BBKKP mengembangkan formula untuk beberapa komponen GeNose C19 yang berbahan karet, yaitu gasket/seal dan plug GeNose C19. Tidak hanya itu, BBKKP juga menjadi tempat produksi untuk pembuatan gasket/seal dan plug GeNose C19," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 18 Februari 2021.

Doddy menerangkan, gasket/seal dan plug merupakan komponen yang berfungsi merekatkan komponen elektronik dalam module sensor sehingga dapat meminimalisasi adanya gangguan dalam pembacaan.
 
"Material karet dan aditifnya diformulasikan sedemikian rupa agar tidak memberikan interferensi atau gangguan terhadap kinerja sensor, namun tetap mempunyai karakteristik yang prima," jelasnya.
 
Dengan keberhasilan BBKKP mengembangkan formula dan memproduksi gasket/seal dan plug GeNose 19 tersebut, YPTI menggandeng kembali satker tersebut dalam upaya mengembangkan sample bag non-rebreathing mask.
 
"Kami sangat mengapresiasi terhadap langkah sinergi ini karena dapat mendukung upaya pencegahan penyebaran covid-19 di Tanah Air," imbuhnya.
 
Kepala BBKKP Agus Kuntoro menyampaikan, saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan konsorsium dalam mengembangkan sample bag non-rebreathing mask yang berfungsi sebagai penampung udara sample uji untuk GeNose C19.
 
"Sample bag non-rebreathing mask dikembangkan sebagai pengganti sample bag GeNose C19 yang terbuat dari plastik," tuturnya.
 
Inovasi tersebut guna menekan biaya produksi GeNose 19 sehingga harga jual menjadi kompetitif dan dapat menekan impor. Bahkan diyakini bakal berkontribusi pada produktivitas sektor industri nasional di tengah tekanan pandemi covid-19 saat ini, tanpa mengorbankan efektivitas dan sensitivitas alat.
 
"Hal ini untuk mendukung percepatan pemulihan dan kebangkitan ekonomi dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan manusia," tegas Agus.
 
Kemenperin sebagai pembina sektor industri, kata Agus, mempunyai tugas untuk mendorong industri di dalam negeri agar tetap produktif dengan tetap melindungi kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya.
 
"GeNose C19 merupakan inovasi anak bangsa, diproduksi di dalam negeri, sehingga harga terjangkau dan dapat diaplikasikan di semua sektor, termasuk industri untuk melindungi keselamatan tenaga kerjanya," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan