Hal itu disampaikan Misbakhun saat menjadi leader speaker pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2025 di Jakarta Convention Center, Jumat 31 Oktober 2025.
Di acara yang dihadiri para pengambil kebijakan dan pelaku ekonomi itu Misbakhun menjelaskan tokenisasi RWA memungkinkan aset fisik seperti properti, tanah, komoditas, hingga proyek infrastruktur untuk diubah menjadi token digital yang dapat dimiliki masyarakat secara fraksional.
"Melalui tokenisasi, masyarakat dengan modal terbatas pun bisa berinvestasi. Ini membuka jalan bagi inklusivitas investasi di Indonesia,”ujarnya.
Misbakhun menyebut Indonesia yang memiliki populasi digital tinggi dan pasar investasi yang luas berpotensi besar menjadi pionir tokenisasi aset nyata di Asia Tenggara.
Misbakhun mengatakan, berdasarkan proyeksi McKinsey & Company, pasar tokenisasi global akan mencapai USD 4 triliun pada 2030.
Merujuk proyeksi itu, Misbakhun yakin Indonesia memiliki kans besar meraih porsi signifikan di pasar tokenisasi. Namun, dia mengingatkan tantangan berupa likuiditas pasar, regulasi hukum, dan kesiapan infrastruktur teknologi.
Misbakhun mendorong pemerintah dan regulator menyiapkan kerangka yang jelas, termasuk kemungkinan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ataupun surat berharga syariah (Sukuk) dalam bentuk tokenisasi.
"Tokenisasi bukan sekadar inovasi finansial, melainkan jalan menuju pemerataan kepemilikan ekonomi. Masyarakat bisa ikut membiayai pembangunan nasional sekaligus menikmati hasilnya," kata Misbakhun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id