Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Setkab
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Setkab

Mentan Pacu Kostraling Jawab Tantangan Sektor Pangan

Media Indonesia • 13 September 2022 20:01
Jakarta: Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan tantangan sektor pangan ke depan semakin tidak mudah karena adanya perubahan iklim ekstrim yang melanda dunia.
 
Pertanian harus terus mampu mengendalikan tantangan yang ada dan terus berinovasi sehingga pangan Indonesia aman dan tidak bersoal, salah satunya dengan menaikkan kelas Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling).
 
"Dunia sedang tidak baik, sedang bersoal, ada ketegangan geopolitik, perang Ukraina- Rusia yang membuat pupuk sekarang bersoal. Alhamdulillah dalam dua tahun ini di Indonesia termasuk negara 10 terbaik yang ada di dunia mengendalikan kondisi ini karena ada sektor pertanian yang tangguh," katanya pada Rapat Koordinasi (Rakor) Akselerasi KUR Penggilingan dan Pengelolaan Stok Gabah/Beras Kostraling dilansir Media Indonesia, Selasa, 13 September 2022.
 
Baca juga: Indonesia Disebut Negara yang Kecil Kemungkinan Terkena Resesi 

Ia juga menambahkan dunia saat ini sedang memperingatkan akan adanya krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan. Namun ia tak menyoalkan hal tersebut sebagai momok menakutkan.

Kondisi ini harus menjadi kesempatan bagi sektor pertanian bisa lebih maju dengan memperbaiki kuantitas, kualitas, dan juga memperbaiki sarana yang ada yaitu salah satunya sarana penggilingan yang semakin modern untuk menghasilkan beras berkualitas dan harga yang tinggi sehingga tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga ekspor.
 
"Oleh karena itu, pertemuan ini sangat penting karena tantangan boleh ada tapi pangan kita tidak boleh bersoal. Ini menjadi kesempatan bagi kostraling dibalik tantangan untuk berakselerasi," ujarnya.
 
Ia pun mendorong Kostraling harus naik kelas dan bukan hanya berpusat pada penggilingan saja namun kostraling harus mampu melakukan mitigasi dan beradaptasi terhadap tantangan.
 
Kostraling harus mulai menyusun rantai hulu hingga hilir yang jelas mulai dari stok, kemasan, pembiayaan, hingga pemasaran.
 
"Kostraling harus jadi Bulog-Bulog kecil di bawah Kementan, harus berfungsi sebagai ekosistem beras. Kerja sama pusat hingga kabupaten harus menjadi kesatuan, kerjasama jelas, offtaker jelas dan untuk permodalan pergunakan KUR," jelasnya.
 
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, Rakor Akselerasi Penyerapan KUR untuk Penggilingan Padi dan Pengelolaan Stok Gabah dan Beras bertujuan untuk evaluasi penyerapan KUR penggilingan padi, baik untuk modal kerja pembelian GKP dan untuk revitalisasi penggilingan padi.
 
"Tidak hanya itu, KUR juga digunakan untuk memperbaiki mutu beras dan untuk memperbesar kapasitas penggilingan padi serta evaluasi pelaporan stok gabah dan beras di penggilingan padi," ucapnya.
 
Suwandi juga mengatakan, berdasarkan informasi petugas informasi pasar (PIP) Ditjen Tanaman Pangan, harga beras GKP ditingkat petani bulan September Rp4.786 per kilogram (kg) lebih tinggi dibandingkan pada Agustus Rp4.600, per kg naik 4,04 persen.
 
"Stok beras Bulog per 9 September 2022 hampir satu juta ton, sedangkan stok beras di Pasar Induk Cipinang sebagai barometer Indonesia terhadap beras sebanyak 33.338 ton. Artinya kondisi ini normal dan stok di pasaran aman," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan