Tommy menilai kalung tersebut merupakan kalung harapan, sekaligus bukti adanya tanaman rempah nasional yang memiliki khasiat luar biasa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang subur, sudah seharusnya inovasi anak bangsa ini mendapat dukungan dan apresiasi dari semua pihak.
"Kalung eucalyptus adalah produk asli buatan Indonesia. Saya sangat berterima kasih karena sudah menciptakan inovasi ini," ujar Tommy melalui akun Instagramnya, @tommykurniawan, dikutip keterangan tertulis, Sabtu, 18 Juli 2020.
Tommy mengatakan, aroma dan terapi yang dihasilkan kalung eucalyptus mampu merelaksasi pikiran dan tubuh secata cepat. Dia menilai aroma khas yang dimiliki eucalyptus membuat pernapasan menjadi lega.
"Saya merasa jika berpegian seperti menggunakan minyak angin, tetapi tidak perlu dioleskan," ujar politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Sementara itu, Guru Besar Biologi Molekuler dari Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom mengatakan, inovasi tersebut merupakan jawaban permasalahan dari pandemi covid-19 berbasis herbal Indonesia.
"Saran saya kepada tim ini teruskan ujinya. Minimal sampai dengan uji preklinis," katanya Nidom.
Menurut Nidom, ada tiga pengujian yang biasa dilakukan. Pertama, uji untuk bahan dasarnya. Dalam hal ini 1,8 cineol (eucalyptus misal) terhadap target yang dituju. Ini biasanya dilakukan secara in vitro yang tidak banyak variabel pengaruh lingkungannya.
Kedua, uji terhadap formulasi. Setelah bahan dasar ditambah bahan lain dan ditentukan bentuk pengirimannya (misalnya kalung atau inhaler), seharusnya diuji melalui uji praklinis. Uji ini menggunakan hewan coba. Ketiga adalah uji klinis. Pengujian ini bisa dilakukan, bisa juga tidak.
"Jika obat itu akan digunakan untuk pengobatan di dalam rumah sakit atau klinik, wajib hukumnya dilakukan uji ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News