Keamanan sangat penting dalam menerapkan teknologi di masa pandemi covid-19, mengingat kejahatan di dunia siber cukup mengkhawatirkan. Bahkan, optimalisasi teknologi guna memacu bisnis di era adaptasi baru juga diperlukan terutama untuk bertahan di tengah kejatuhan ekonomi akibat virus tersebut.
Commercial Banking Director PT Bank HSBC Indonesia Eri Budiono mengatakan tak heran bisnis di Indonesia merasakan dampak covid-19, seperti halnya perusahaan lain di seluruh dunia. Letak perbedaannya adalah di rencana mereka membangun ketahanan untuk masa depan.
"Mereka yang mengembangkan struktur manajemen yang gesit akan berada pada posisi terbaik untuk menghadapi badai dan membuktikan operasi mereka di masa depan," ucapnya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 7 Agustus 2020.
Sementara itu, Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar mengaku pihaknya siap terus berinovasi dan berkomitmen penuh untuk turut memajukan perkembangan industri IT di Indonesia, terlebih pada masa-masa sulit akibat pandemi dan peralihan adaptasi baru. Harapannya, industri IT ini bisa mendukung laju bisnis di Tanah Air.
"Lintasarta siap membantu seluruh industri dan mendukung pemerintah dalam memulihkan perekonomian di Indonesia," ucapnya.
Hal itu ditegaskan Arya sejalan dengan pihaknya yang mendapatkan penghargaan sebagai penyedia jasa SD-WAN dengan sistem keamanan terbaik. "Teknologi SD-WAN saat ini sedang tren di industri, dan dengan adanya penghargaan ini menjadi awareness bagi industri," tuturnya.
Bank Indonesia (BI) menyatakan pandemi covid-19 mengakselerasi adopsi digital di Indonesia, utamanya pembayaran digital (digital payment) dalam setiap transaksi. Selama pandemi, pembayaran digital mampu tumbuh subur dengan capaian kenaikan sebesar 65 persen.
"Fondasi digital masyarakat Indonesia menjadi potensi besar untuk terus mendorong digitalisasi. Shifting (perubahan) perilaku terlihat sudah terjadi, khususnya terkait penggunaan digital payment," kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta.
Menurutnya, perubahan perilaku masyarakat terhadap pola transaksi terjadi lantaran adanya pengalaman konsumen (customer experience) atas pembayaran digital. Kondisi itu membuat masyarakat menjadi biasa (customer behaviour) dalam penggunaan transaksi nontunai.
Tak ayal memang perkembangan teknologi digital akan membuka peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai new growth engine di tengah ekonomi global dan domestik yang terkontraksi. "Ini merupakan modal untuk digitalisasi ke depan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id