LPDB-KUMKM kucurkan dana pinjaman Rp24,3 miliar kepada lima koperasi syariah di Jateng. (Foto: Dok.LPDB-KUMKM)
LPDB-KUMKM kucurkan dana pinjaman Rp24,3 miliar kepada lima koperasi syariah di Jateng. (Foto: Dok.LPDB-KUMKM)

5 Koperasi Syariah Jateng Terima Pinjaman LPDB-KUMKM

Gervin Nathaniel Purba • 06 Mei 2020 19:54
Semarang: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (LPDB-KUMKM) memberikan pinjaman/pembiayaan untuk lima Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) di Provinsi Jawa Tengah. Total pinjaman yang diberikan Rp24,3 miliar.
 
Kelima KSPPS itu terdir dari KSPPS BMT Fadhilah Sentosa (Sukoharjo) mendapat pinjaman sebesar Rp4 miliar, KSPPS BMT Syirkah Muawanah Kramat (Tegal) sebesar Rp5 miliar, KSPPS Al Huda (Wonosobo) sebesar Rp10 miliar, Koperasi Pondok Pesantren Al Hikmah (Blora) sebesar Rp5 miliar, dan KSPPS BMT Prima Sentosa (Wonogiri) sebesar Rp300 juta.
 
Penandatanganan akad pinjaman/pembiayaan dilakukan oleh Direktur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Fitri Rinaldi dan seluruh pengurus koperasi di Kantor Satgas LPDB-KUMKM Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu 6 Mei 2020. 

"Kelima koperasi itu merupakan repeater yang memiliki kinerja bagus dan tingkat pengembalian pinjaman tercatat baik," kata Rinaldi, dalam keterangan tertulis.
 
Rinaldi berharap, dana bergulir dapat disalurkan kepada anggota yang terdampak covid-19, baik yang terdampak negatif maupun positif. Dana tersebut diharapkan dapat memperkuat permodalan usaha para anggota.
 
"Karena tidak semua terdampak negatif. Ada juga yang positif seperti UKM alat pelindung diri dan masker yang justru kebanjiran pesanan. Begitu juga dengan UKM sayuran dan makanan," ujarnya.
 
Usai acara, Ketua KSPPS BMT Fadhilah Sentosa Sih Yuanti mengatakan, kucuran dana bergulir dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar merupakan pinjaman kedua. Sebelumnya, pada 2012 lalu, koperasi asal Sukoharjo yang telah berdiri 17 tahun ini pernah mendapat pinjaman dari LPDB-KUMKM sebesar Rp4 miliar, dan pinjaman tersebut sudah lunas.
 
"Dana Rp4 miliar ini sudah masuk dalam rencana kerja kami, di mana sudah ada daftar anggota koperasi yang akan memanfaatkan dana bergulir ini. Jumlahnya lebih dari 100 orang. Bahkan, mereka juga sebagai jaminan piutang untuk LPDB-KUMKM," kata Yuanti.
 
Yuanti menambahkan, dengan jumlah anggota sekitar 5.000-an orang, anggota BMT Fadhilah Sentosa didominasi para perajin makanan ringan dan minuman tradisional, serta pedagang kecil di wilayah Sukoharjo dan Surakarta. 
 
"Pinjaman kami untuk anggota itu kecil-kecil, maksimal Rp25 juta. Oleh karena itu, mereka belum terdampak dari wabah covid-19. Terbukti hingga sekarang, bagi hasil dengan kami masih berjalan dengan lancar," kata Yuanti.
 
Selanjutnya, Ketua KSPPS BMT Syirkah Muawanah Kramat Akhmad Zubaedi menjelaskan bahwa koperasi yang didirikan pada 2001 itu mendapat pembiayaan dana bergulir LPDB-KUMKM sudah yang ketiga kali. Sebelumnya, delapan tahun dan empat tahun lalu pernah mendapat dana bergulir masing-masing sebesar Rp250 juta dan Rp5 miliar.
 
"Dana bergulir yang sekarang juga untuk meningkatkan modal kerja para anggota yang didominasi pedagang pasar di Tegal, Brebes, Pemalang, Kebumen, dan Purwokerto," kata Zubaedi, seraya menyebutkan total anggota koperasinya sekitar 6.000 orang.
 
Zubaedi mengakui, dalam kondisi merebaknya virus covid-19, belum berdampak signifikan terhadap usaha para anggota. "Kalau pun ada, masih terbilang sedikit dan kecil. Oleh karena itu, kami bantu perkuatan permodalan dana bergulir ini untuk mereka", kata dia.
 
Sementara itu, Ketua KSPPS Al Huda Bambang Ali Rahman Hakim mengatakan, pencairan dana bergulir Rp10 miliar akan dilakukan dua termin dalam periode 12 bulan setelah akad ditandatangani. Pertama, akan cair Rp6 miliar. Berikutnya Rp4 miliar.
 
"Ini untuk yang kedua kami mendapat dana bergulir. Yang pertama pada 2014 sebesar Rp5 miliar," kata Bambang.
 
Menurut Bambang, dana bergulir akan disalurkan kepada anggota. Terutama untuk sektor usaha yang masih bertahan dan eksis di tengah wabah Covid-19. "Anggota kami rata-rata berprofesi sebagai pedagang pasar. Selain itu ada pula peternak dan pertanian," ujar dia.
 
Kopsyah yang berdiri pada 1997 di Wonosobo itu kini sudah memiliki anggota sebanyak 43 ribu orang yang tersebar di enam wilayah lainnya. Seperti Magelang, Semarang, Ambarawa, Temanggung, Banjarnegara, dan Batang.
 
Modal Kopontren
 
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kopontren Al Hikmah Mashudi mengakui sudah pernah mendapat dana bergulir dari LPDB-KUMKM sebanyak dua kali. Masing-masing Rp500 juta dan Rp2,5 miliar. 
 
"Tahun berapanya saya lupa. Tapi seluruh pinjaman sudah lunas. Sekarang kami mendapat modal lagi sebesar Rp5 miliar," tutur Mashudi.
 
Mashudi menyebutkan, dana tersebut diperuntukkan bagi pengembangan usaha para anggota yang mayoritas merupakan petani beras, palawija, melon, semangka, dan sebagainya. "Jumlah anggota sekitar 23 ribu orang yang tersebar di delapan kantor cabang, yakni tujuh cabang di Blora, dan satu di Grobogan," kata Mashudi.
 
Bagi Ketua KSPPS BMT Prima Sentosa Anjar Budi Santoso, pinjaman/pembiayaan dari LPDB-KUMKM menjadi semacam tambahan energi bagi pengembangan usaha para anggota dan kinerja koperasinya. "Terlebih di tengah wabah covid-19, banyak anggota membutuhkan tambahan modal," ucap Anjar.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan