Para keluarga penerima manfaat (KPM) menagih janji pemerintah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) pada Juni 2021 (Foto:Dok)
Para keluarga penerima manfaat (KPM) menagih janji pemerintah menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) pada Juni 2021 (Foto:Dok)

Lama Ditunggu KPM, Pencairan BST Masih dalam Pembahasan Pemerintah

M Studio • 04 Juni 2021 21:24
Jakarta: Pemerintah memastikan penyaluran bantuan sosial tunai diperpanjang hingga Mei dan Juni. Jatah penyaluran BST pada Mei akan digabungkan dengan Juni, dan dicairkan pada bulan ini. Namun hingga memasuki Juni, belum ada kepastian penyaluran BST.
 
Ketika dikonfirmasi kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dia bilang belum mendapatkan info terbaru dari Kementerian Sosial (Kemensos).
 
Seperti diketahui, BST merupakan program bansos dari Kemensos yang ditujukan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) terdampak covid-19. Bantuan senilai Rp300 ribu diberikan kepada KPM setiap bulan, dan disalurkan melalui PT Pos Indonesia.
 
Menanggapi permasalahan ini, Muhadjir berharap Kemensos segera menangani. Muhadjir belum berencana untuk merapatkan hal ini bersama Kemensos.
 
"Kita lihat urgensinya. Kalau bisa, cukup ditangani Kemensos," kata Muhadjir, saat dihubungi pada Jumat, 4 Juni 2021.
 
Sementara itu, ketika dikonfirmasi kepada Kemensos melalui Kepala Biro Humas Kemensos Hasyim, belum dapat dipastikan waktu pencairan BST. Dia menegaskan hal itu masih dalam tahap pembahasan.
 
"Masih proses pembahasan. Saya belum bisa (menjawab) untuk kepastiannya," kata Hasyim.
 
Ketika ditanya lebih lanjut, Hasyim mengarahkan untuk menanyakan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Sebab, pada kesempatan sebelumnya, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari Kemenkeu.
 
Jawaban serupa disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Rahayu Puspasari. Rencana pencairan BST perpanjangan sedang dalam tahap pembahasan.
 
"Pemerintah masih berproses untuk memastikan maksimalisasi dana bansos," ujar Rahayu.
 
Lama Ditunggu KPM, Pencairan BST Masih dalam Pembahasan Pemerintah


 
KPM Menanti

 
 
Para keluarga penerima manfaat (KPM) menantikan pencairan bantuan sosial tunai (BST). Bantuan senilai Rp300 ribu itu dijanjikan pemerintah akan cair pada Juni ini.
 
KPM menggantungkan asa pada BST karena dampak pandemi covid-19 membuat sebagian besar orang kehilangan mata pencarian.
 
"Selama pandemi, susah mencari uang. Apalagi suami enggak bekerja. Keperluan banyak, tapi pemasukannya enggak cukup," kata Tagita, KPM asal Bandung.

Lama Ditunggu KPM, Pencairan BST Masih dalam Pembahasan Pemerintah 
 
Ibu dua anak itu mengaku banyak terbantu BST. Dia menggunakan uang tersebut untuk membeli sembako dan diapers. "Mohon segera dicairkan. Mau buat beli telur dan beras," katanya.
 
Sementara, Yuningsih, KPM asal Lebak Bulus, rela mengerjakan berbagai hal untuk mendapatkan penghasilan. Dia menjadi tulang punggung keluarga semenjak suaminya meninggal.
 
"Kadang disuruh ngerjain pekerjaan rumah juga mau untuk nambah-nambah," kata Yuningsih.
 
Dia mengaku kerap kesulitan mencari pekerjaan akibat pandemi ini. Kondisi ini berbanding jauh dengan kondisi sebelum pandemi covid-19. "Dalam keadaan seperti ini, inginnya dibantu BST," ujar Yuningsih.
 
Kondisi nyaris persis dialami Atika, KPM asal Cinambo, Bandung. Dia minta pemerintah segera memberikan kepastian. Dia sudah menanti sejak pemerintah mengumumkan perpanjangan BST hingga Mei dan Juni.
 
Lama Ditunggu KPM, Pencairan BST Masih dalam Pembahasan Pemerintah
 
"Saya tunggu enggak muncul. Saya harap bisa dibantu untuk segera dicairkan," kata Atika.
 
Atika mendapatkan BST terakhir kali pada April lalu. Dia menggunakan BST untuk membeli beras, telur, dan lauk pauk. Biasanya, stok bahan pokok tersebut bisa bertahan selama satu bulan.
 
Bagi Atika, BST memberikan dampak positif bagi keluarganya. Dia mengungkapkan, jika tidak ada BST, penghasilan dari suaminya saja tidak akan mencukupi untuk menutupi biaya kebutuhan hidup.
 
"Suami kerja di parkiran. Tiga kali masuk dalam seminggu. Dari pendapatannya, saya cuma dapat Rp150 ribu seminggu," tutur Atika.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan