Jakarta: PT PLN (Persero) berupaya mencari pinjaman dengan suku bunga rendah untuk membayar utang lama yang jatuh tempo. Pinjaman tersebut juga dibutuhkan untuk pembiayaan investasi.
Mengutip data PLN, Rabu, 26 Mei 2021, posisi utang PLN sebesar Rp452,4 triliun atau 91,2 persen hingga akhir 2021, dari saldo Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Desember 2020 revisi yang ditetapkan sebesar Rp496,2 triliun.
Posisi tersebut turun 0,4 persen dibandingkan saldo 31 Desember 2019 terutama karena pelunasan pinjaman dan prepayment. Sementara posisi hingga April makin menurun menjadi Rp448,6 triliun.
"Kami terus berupaya apabila cash flow memungkinkan (untuk) menurunkan utang ini dari waktu ke waktu," kata Zulkifli dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan salah satu strategi yang dilakukan PLN untuk menurunkan posisi utang yakni dengan membayar utang-utang berbunga menggunakan utang baru dengan bunga yang lebih murah.
Zulkifli menambahkan kebutuhan investasi PLN juga terus dipangkas dalam setahun terakhir. Sebelum tahun 2020, kebutuhan investasi PLN bisa mencapai rerata Rp100 triliun. Sedangkan tahun ini sekitar Rp75 triliun hingga Rp80 triliun.
"Kita sudah mencapai titik keseimbangan mudah-mudahan utang kami tidak naik di waktu mendatang dan mengganti utang itu dengan utang suku bunga rendah," jelas dia.
Mengutip data PLN, Rabu, 26 Mei 2021, posisi utang PLN sebesar Rp452,4 triliun atau 91,2 persen hingga akhir 2021, dari saldo Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Desember 2020 revisi yang ditetapkan sebesar Rp496,2 triliun.
Posisi tersebut turun 0,4 persen dibandingkan saldo 31 Desember 2019 terutama karena pelunasan pinjaman dan prepayment. Sementara posisi hingga April makin menurun menjadi Rp448,6 triliun.
"Kami terus berupaya apabila cash flow memungkinkan (untuk) menurunkan utang ini dari waktu ke waktu," kata Zulkifli dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta.
Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan salah satu strategi yang dilakukan PLN untuk menurunkan posisi utang yakni dengan membayar utang-utang berbunga menggunakan utang baru dengan bunga yang lebih murah.
Zulkifli menambahkan kebutuhan investasi PLN juga terus dipangkas dalam setahun terakhir. Sebelum tahun 2020, kebutuhan investasi PLN bisa mencapai rerata Rp100 triliun. Sedangkan tahun ini sekitar Rp75 triliun hingga Rp80 triliun.
"Kita sudah mencapai titik keseimbangan mudah-mudahan utang kami tidak naik di waktu mendatang dan mengganti utang itu dengan utang suku bunga rendah," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News