Hal tersebut disampaikan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga merespons adanya isu penggunaan dana CSR perusahaan terkait kasus dugaan radikalisme yang menyeret karyawan PT Kimia Farma (Persero).
"Untuk radikalisme kecil kemungkinan karena kami sangat ketat," kata Arya dalam keterangan resmi, Selasa, 14 September 2021.
Ia mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir sejak pertama menjabat telah membuat sistem mengenai penggunaan dana CSR. Selain itu dari sisi direksi dan manajemen juga dilakukan akurasi yang ketat terkait penggunaan dana tersebut.
"Pak Erick sudah meminta kami membuat suatu sistem untuk CSR, dengan sistem ini kami mengetahui di mana lokasi pemberian CSR, di mana titik pemberian CSR, dan untuk apa CSR itu diberikan," tutur Arya.
Lebih lanjut, berdasarkan informasi dari manajemen Kimia Farma, karyawan tersebut tidak memiliki akses dalam penyaluran dana CSR.
"Jadi enggak ada CSR dipakai untuk pemanfaatan radikalisme di Kimia Farma," jelas Arya.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tiga teroris di Bekasi Utara dan Jakarta Barat. Penangkapan dilakukan di tempat berbeda pada Jumat pagi, 10 September 2021. Ketiga teroris itu ialah MEK dan S yang ditangkap di Bekasi Utara, sedangkan H ditangkap di Jakarta Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News