"Misi dagang UEA bertujuan memperkuat penetrasi pasar Timur Tengah dan membangun jejaring bisnis dengan menghadirkan pelaku usaha Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan ini ekspor produk perhiasan serta mamin Indonesia pascapandemi naik signifikan,” ujar Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi, dikutip dari Antara, Selasa, 9 November 2021.
Kementerian Perdagangan menggelar kegiatan misi dagang untuk memperkuat pasar Timur Tengah dan Kawasan Teluk, khususnya UEA. Kegiatan itu disambut sangat optimis oleh pelaku usaha perhiasan dan makanan-minuman (mamin).
Kegiatan ini, merupakan hasil kerja sama Kemendag dengan Kedutaan Besar RI di Abu Dhabi, Konsul Jenderal RI Dubai, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Dubai. Misi dagang terdiri kegiatan forum bisnis dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching).
Forum bisnis RI-UEA dibuka oleh Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis dan diikuti 60 peserta terdiri dari perusahaan Indonesia, buyer, diaspora Indonesia, asosiasi, serta perwakilan pemerintah.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI) Eddy Yahya berharap ekspor produk perhiasan Indonesia ke UAE dapat meningkat tiga kali lipat pada 2025. “Terutama, jika perjanjian ekonomi komprehensif Indonesia dan UEA (IUAE-CEPA) dapat ditandatangani dan diimplementasikan pada 2022,” katanya.
Peningkatan suplai
Sedangkan Chairman Dubai Gold and Jewelry Group Tawhid Mohammad Taher Abdulla Al Mohadi mengharapkan peningkatan suplai produk perhiasan Indonesia ke UAE.Menurutnya, suplai saat ini terhitung masih kecil dibanding kebutuhan UAE akan emas. Pihaknya berharap Pemerintah Indonesia turut mendorong peran pelaku usaha dalam mempromosikan produk melalui pameran serta kegiatan promosi lainnya.
Sementara itu, pada kegiatan business matching terjadi kesepakatan beberapa kesepakatan dagang. Ini ditandai dengan empat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) untuk produk perhiasan emas dengan nilai total USD180 juta untuk suplai selama setahun.
Didi menambahkan, UEA merupakan pasar potensial untuk perhiasan dan emas Indonesia karena merupakan hub untuk pasar lainnya. Namun, dalam dua tahun terakhir mengalami penurunan karena adanya pandemi akibat kebijakan pembatasan di masing-masing negara.
“Melalui penandatanganan MoU ini diharapkan menjadi upaya awal bagi pemulihan ekspor produk perhiasan Indonesia ke depan,” tukasnya.
Pada 2020, total perdagangan kedua negara mencapai USD2,9 miliar. Sementara pada periode Januari-Augustus 2021, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD2,41 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA sebesar USD1,12 miliar naik sebesar 33,93 persen daripada periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD833,79 juta.
Sedangkan impor Indonesia dari UEA senilai USD1,29 miliar atau naik 20,96 persen dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar USD1,07 miliar. Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke UEA, antara lain minyak sawit, perhiasan, pipa besi dan tabung, kendaraan bermotor, dan kain sintetis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id