Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves Jodi Mahardi (kiri). Foto Istimewa.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves Jodi Mahardi (kiri). Foto Istimewa.

AIS Serukan Aksi Global Atasi Krisis Iklim

Husen Miftahudin • 18 Desember 2023 15:32
Jakarta: Archipelagic and Island States (AIS) Forum menggelar dialog tingkat tinggi (High-Level Dialogue) bertajuk 'Rising Tides, Sinking Island: AIS Forum’s Call to Action on Climate Loss and Damage' pada pelaksanaan The 2023 United Nations Climate Change Conference or Conference of the Parties atau COP28 yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, 30 November-12 Desember 2023.
 
Dialog ini dilaksanakan atas kerja sama Sekretariat AIS Forum dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves), sebagai bagian dari aksi nyata AIS Forum dalam mengadvokasi isu-isu krusial yang dihadapi oleh negara-negara pulau dan kepulauan. Salah satunya adalah kenaikan muka air laut sebagai dampak dari perubahan iklim.
 
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves Jodi Mahardi menyampaikan, tantangan bersama yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan ini yang menjadi landasan utama Indonesia menginisiasi pembentukan AIS Forum.

"Tantangan bersama perlu dihadapi secara kolektif. Karena itulah Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan untuk secara bersama mengambil langkah konkret dalam penyelesaiannya," tegas Jodi, dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 18 Desember 2023.
 
Lebih lanjut lagi, Jodi menjelaskan salah satu upaya konkret untuk membina kolaborasi di negara-negara kepulauan dan kepulauan telah dilakukan AIS Forum melalui adopsi AIS Leader's Declaration pada Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum, Oktober silam.
 
"Negara pulau dan kepulauan menyerukan pentingnya kesadaran, kolaborasi, dan intervensi global melalui AIS Forum sebagai penegasan hak yang melekat pada negara-negara kepulauan untuk hidup, sejahtera, dan mempertahankan identitas unik mereka," imbuh dia.
 
Tantangan perubahan iklim yang dihadapi negara-negara pulau dan kepulauan menjadi isu krusial yang dibahas dalam dialog tingkat tinggi ini. Salah satu yang paling menonjol adalah kenaikan permukaan air laut yang makin masif karena meningkatnya pencairan lapisan es, gletser. dan ekspansi termal laut.
 
Negara-negara AIS umumnya menjadi yang pertama kali terdampak dengan ancaman ini. Duta Besar Republik Fiji untuk Indonesia Amena Yauvoli mengungkapkan, kenaikan muka air laut adalah ancaman nyata bagi wilayah pasifik.
 
"Tantangan ini telah kami alami di Fiji dan juga negara-negara pasifik lainnya. Telah ada masyarakat pesisir yang kami (Fiji) relokasi karena wilayah mereka terdampak kenaikan muka air laut," ucap Amena.
 
Baca juga: Publik Diminta Dilibatkan Dalam Proses Transisi Energi Atasi Perubahan Iklim
 

Masyarakat pesisir ikut lindungi ekosistem laut


Senada dengan itu, Menteri Bidang Agrikultur, Perubahaan Iklim dan Lingkungan Hidup Republik Seychelles Flavien P. Joubert mengungkapkan masyarakat daerah pesisir kini makin wawas terhadap ancaman perubahan iklim.
 
Mereka kini mulai turut bekerja keras untuk mengambil langkah mitigasi demi perlindungan ekosistem lautan, meski hanya melalui langkah-langkah kecil.
 
"Salah satu contoh adalah makin meningkatnya kepedulian mereka terhadap pentingnya merawat keberlangsungan ekosistem lautan, seperti pentingnya merawat keberadaan rumput laut bagi ekosistem pesisir," terang dia.
 
Sebagai bagian dari resolusi akhir dari pelaksanaan COP 28 di Dubai tahun ini, diskusi yang berlangsung memberikan penegasan dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi isu kenaikan muka air laut di negara-negara pulau dan kepulauan.
 
Melalui dialog ini, AIS Forum menyediakan ruang terbuka untuk bertukar pikiran, solusi, dan mengambil resolusi terhadap permasalahan bersama.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan