Aktris sekaligus desainer, Asri Welas, melihat peluang dari persoalan tersebut. Ia memulai langkah nyata dengan menghidupkan kembali semangat sustainable fashion, melalaui Denyut Semesta.
Dari batik hingga recycled textile
Sejak kecil, Asri mengungkapkan dirinya sudah dekat dengan batik."Dari kecil usia 11 tahun dekat sekali dengan batik. Batik itu ada print, ada juga batik yang dibuat tangan. Tapi banyak pembatik yang sekarang sudah tidak punya pamor lagi, bahkan tidak ada peluang lagi," ungkap Asri dalam peluncuran Vidio Shopping yang dikutip kembali pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
Berangkat dari keresahan terhadap limbah busana, khususnya dari industri hiburan, ia mencoba mencari solusi.
"Setiap shooting itu buang sampah baju. Nah, sampah itu dikumpulkan, dipilah, dihancurkan jadi kapas. Apa yang bisa dilakukan agar aku nggak buang sampah?" ujarnya.
Dari situ, ia menggandeng lebih dari 1.000 orang, termasuk bekerja sama dengan WWF, untuk mengolah limbah fashion menjadi kain batik baru dengan pewarna alami. Tujuannya bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menghidupkan kembali peluang bagi para pembatik tradisional.
Baca juga: Kelakar Baim Wong Bayar Asri Welas Rp7 Miliar untuk Dua Adegan Film Sukma |
Proses kreatif penuh tantangan
Meluncurkan produk baru tentu bukan perjalanan singkat. Menurut Asri, ada banyak suka duka yang ia rasakan."Untuk meluncurkan sebuah produk butuh jiwa raga dan pemikiran. Ada persahabatan tiga orang juga brainstorming, itu yang kita lakukan untuk brand awareness. Nguliknya nggak sebentar. Ada trial error di awal," tuturnya.
Namun, perkembangan teknologi ikut mempermudah langkahnya. Kalau dulu butuh waktu panjang untuk memperkenalkan produk, kini platform digital seperti video shopping menjadi jalan baru untuk memasarkan sekaligus berjualan.
Karya yang unik dan berkelanjutan
Keistimewaan dari koleksi Denyut Semesta adalah sifatnya yang benar-benar unik."Satu produk hanya satu. Bisa beli satu, dan satu desain warnanya jelas berbeda," katanya.
Setiap produk lahir dari material yang berbeda, ada campuran polyester hingga kain batik hasil daur ulang limbah tekstil. Semua diolah dengan pendekatan ramah lingkungan.
"Sukanya, kita sebagai desainer atau yang punya produk, kalau karya kita diterima orang. Mereka bisa dapat pesan yang kita sampaikan. Kalau orang bisa terima ini recycled textile, itu bikin kita senang. Saya pengen banget bisa sustainable fashion. Jadi aku seneng banget bisa kolaborasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id