Ilustrasi bonus demografi. Foto : Medcom.
Ilustrasi bonus demografi. Foto : Medcom.

Mengejar Peluang Bonus Demografi dengan Pelatihan bagi Generasi Muda

Arif Wicaksono • 06 April 2022 20:22
Jakarta:  Pandemi covid-19 memberikan tantangan bagi Indonesia untuk masuk ke lima negara di dunia dengan ekonomi terbesar pada 2045. Indonesia punya peluang untuk dapat menikmati bonus demografi jika ekonomi melaju stabil dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.
 
Tantangan muncul karena pengangguran usia muda alami kenaikan karena banyak pelaku usaha yang gulung tikar karena pandemi covid-19. Menurut data dari Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat, tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15-25 tahun pada 2020-2021 mencapai 18,03 persen dan angkanya diprediksi terus meningkat. Fenomena ini menghantui kalangan kelas menengah  yang kuliah di perguruan tinggi tapi kesulitan mendapatkan penghasilan dengan bekerja.
 
Momentum ini memberikan banyak perubahan dan penyesuaian pada kehidupan bermasyarakat dalam suatu negara. Tak selalu menguntungkan jika fenomena tersebut tidak diimbangi dengan persiapan yang matang justru dapat menjadi ancaman bagi negara.

Citi Indonesia dan Indonesia Business Links (IBL), melalui dukungan penuh Citi Foundation melakukan Program Skilled Youth (Muda Terampil) yang membekali anak muda dengan keterampilan hidup (life skills), baik itu soft skills maupun hard skills.
 
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan Indonesia sudah mulai memasuki masa bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) mendominasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, persentase penduduk usia produktif terhadap total populasi Indonesia pada 2020 sebesar 70,72 persen dan akan terus berkembang di tahun-tahun berikutnya.
 
"Hal ini tentunya menuntut generasi muda Indonesia untuk memiliki daya saing yang tinggi dan keterampilan yang mumpuni agar dapat terus berkembang di masa mendatang," jelas dia dalam keterangan resminya, Rabu, 6 April 2022.
 
Untuk mendukung kelangsungan generasi muda, program Skilled Youth muncul untuk mempersiapkan generasi muda memimpin Indonesia di kemudian hari. Hingga saat ini, program Skilled Youth berhasil menjangkau dan membekali sebanyak 2.850 generasi muda.
 
"Kami pun berharap agar program ini mampu terus menebarkan manfaat dan meningkatkan kemampuan kerja serta keahlian kewirausahaan para generasi muda,” lanjut Batara.
 
Ketua Pembina Indonesia Business Links (IBL) Heru Prasetyo mengatakan selama enam tahun terakhir, Program Skilled Youth merupakan salah satu upaya yang dilakukan bersama dengan Citi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
 
Program ini merupakan sebuah inisiasi global yang bertujuan untuk menurunkan angka pengangguran generasi muda. Melalui program ini mereka diberikan pelatihan karakter, pelatihan keterampilan kerja, pelatihan manajemen bisnis, bimbingan karir, serta mentoring bisnis.
 
Program Skilled Youth pun telah berperan aktif dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan sumber daya generasi dengan kualitas yang baik agar siap untuk masuk ke dunia industri, baik sebagai karyawan maupun sebagai wirausaha.
 
Selama enam tahun berjalan, program Skilled Youth telah berhasil menjangkau lebih dari 2.850 anak muda di wilayah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung dan sekitarnya.  

Pekerjaan berkualitas

Laporan terbaru Bank Dunia memaparkan, untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045, Indonesia perlu menciptakan lebih banyak pekerjaan kelas menengah bagi angkatan kerjanya yang terus bertumbuh. Laporan tersebut tertuang dalam 'Langkah Menuju Pekerjaan Kelas Menengah di Indonesia' yang diluncurkan hari ini.
 
Menurut laporan tersebut, dikutip Medcom.id, Rabu, 30 Juni 2021, pekerjaan kelas menengah adalah pekerjaan berkualitas tinggi yang memungkinkan rumah tangga biasa di Indonesia menjalani kehidupan kelas menengah. Mulai 2009 hingga 2019, Indonesia mencetak rata-rata 2,4 juta pekerjaan baru setiap tahunnya. Pada 2019 angka pengangguran mencapai titik paling rendah dalam waktu dua dekade terakhir, yaitu pada 5,2 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan