Ilustrasi tambang batu bara - - Foto: MI/ Bagus Suryo
Ilustrasi tambang batu bara - - Foto: MI/ Bagus Suryo

Permintaan Masih Tinggi, Cek Harga Batu Bara Terkini

Fetry Wuryasti • 02 Februari 2022 13:24
Jakarta: Harga batu bara kembali menguat di atas USD200 per metrik ton seiring dengan masih tingginya permintaan pascakebijakan larangan ekspor.
 
Sebagai salah satu negara penghasil batu bara terbesar, larangan ekspor yang dikeluarkan oleh Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap suplai batu bara saat ini.
 
Bursa ICE Newcastle mencatat harga batu bara kontrak Februari masih dihargai pada level USD226,25 per metrik ton pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Januari 2022. Angka itu turun 1,50 poin dari perdagangan hari sebelumnya.

Sementara untuk kontrak Maret, bursa memperdagangkan batu bara pada level USD203,50 per metrik ton, atau turun 1,25 basis poin dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Selain itu, batu bara untuk kontrak April masih cukup panas yakni USD185,55 per metrik ton. Saat ini kenaikan mendekati USD230 per metrik ton capaian tersebut merupakan yang tertinggi sejak akhir Oktober 2021.
 
"Kami melihat kenaikan ini masih sebagai dampak dari larangan ekspor di Indonesia. Penangguhan izin ekspor ini dilakukan setelah stok batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN dan Independent Power Producer menipis pada Desember 2021," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu, 2 Februari 2022.
 
Meski demikian, pelonggaran ekspor yang diberikan pemerintah kepada 171 perusahaan sejak 20 Januari juga tidak membantu meringankan permintaan pasar. Di sisi lain, permintaan batu bara di Eropa membesar akibat melonjaknya harga gas alam di kawasan itu.
 
Kondisi tersebut mendorong pembangkit listrik untuk menggunakan lebih banyak batu bara untuk menghasilkan energi. Dalam situasi ini, ketegangan antara Rusia dan NATO atas Ukraina juga meningkatkan kekhawatiran akan penurunan lebih lanjut dalam pasokan gas.

 
"Sehingga apabila pemerintah masih membatasi kebijakan ekspor tentu ini dapat memengaruhi harga batu bara dunia melanjutkan penguatannya, pasokan dan permintaan saat ini masih belum menemukan titik equilibrium," tutup Nico.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan