Kepala BPS Suhariyanto mengatakan surplus pada bulan lalu lebih besar dibandingkan surplus pada Juni 2020 sebesar USD1,25 miliar. Bahkan surplus Juli 2020 jauh lebih besar dibandingkan Juli 2019, yang mencatat defisit USD0,28 miliar.
"Jadi Alhamdulillah pada Juli 2020 ini kita masih mengalami surplus USD3,3 miliar. Kalau kita lihat surplus ini didominasi oleh nonmigas kita," kata dia dalam video conference di Jakarta, Selasa, 18 Agustus 2020.
Ekspor selama Juli 2020 mengalami kenaikan sebesar 14,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar USD12,01 miliar. Sementara dibandingkan Juli tahun lalu, ekspor masih mengalami penurunan 9,9 persen dari USD15,24 miliar.
"Kalau kita lihat memang secara month to month arahnya bagus, naik 14,33 persen. Tapi kalau kita bandingkan secara year on year memang situasinya belum pulih sepenuhnya," ungkap dia.
Sementara untuk impor, tercatat turun 2,73 persen dibandingkan Juni 2020 yang sebesar USD10,76 miliar. Impor Juli 2020 juga mencatat penurunan lebih dalam 32,55 persen jika dibandingkan dengan Juli tahun lalu yang sebesar USD15,52 miliar.
"Dari gambaran ini kita bisa melihat kita belum kembali ke normal, dimana penurunan 32,55 persen ini terjadi karena penurunan impor nonmigas yang sebesar 30,95 persen dan impor migasnya turun 45,19 persen," pungkasnya.
Secara kumulatif selama Januari hingga Juli 2020, neraca perdagangan mencatat surplus USD8,75 miliar. Surplus ini lebih baik dibandingkan periode sama dua tahun lalu yang mencatat defisit yakni USD3,21 miliar pada 2018 dan USD2,15 miliar pada 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id