"Semua udah panen, semua udah kelebihan stok (beras), terus pertanyaannya impor untuk apa?," katanya di sela melakukan panen raya padi sawah seluas 4.000 hektare di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, dilansir Antara, Senin, 7 November 2022.
Ia menekankan saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah mempunyai stok pangan yang cukup. Dengan kondisi tersebut Indonesia tak perlu impor beras.
"Oleh karena itu kalau tadi pertanyaannya masih perlukah impor? Saya kira kita enggak. Gila lah untuk mengatakan masih perlu impor sementara panen rakyat, siapa nanti yang beli," ucapnya.
Baca juga: Habis Panen Raya, Stok Beras Indonesia Berlebih |
Ia menerangkan dengan kondisi stok beras yang aman, maka dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meski begitu ia mengajak agar dalam membeli beras petani tidak dipersoalkan jika harganya lumayan mahal.
"Dan kalau memang buatan dari Indonesia dari rakyat Indonesia mungkin agak lebih mahal dikit enggak apa-apa juga, itu kata presiden. Membantu rakyat lah kira-kira begitu," ujarnya.
Dia menyampaikan saat ini lumbung beras di Indonesia juga sudah bertambah dari sembilan provinsi kini menjadi 15 provinsi. Sulawesi Tenggara akan menjadi bagian dari lumbung pangan di kawasan Timur Indonesia.
Sementara itu, lanjut Syahrul, saat ini daerah sortir atau daerah merah sudah tidak banyak lagi, hanya ada beberapa daerah di Papua dan Riau karena di Provinsi Riau lebih banyak mengembangkan tanaman sawit dan karet.
"Nah sekarang daerah sortir kita seperti itu. Daerah kuning itu sudah bisa swasembada tetapi belum berkontribusi itu kira-kira ada 10 sampai 11 daerah. Artinya Dia sendiri sudah bisa tetapi belum kontribusi pada surplus kita. Tetapi daerah surplus kita sudah di atas 15 (provinsi) sekarang dari 34 daerah (provinsi)," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News