Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, harga tahu dan tempe memang sangat bergantung pada harga kedelai di luar negeri. Sebab sampai saat ini ketergantungan bahan baku kedelai dari pasokan luar negeri cukup tinggi.
"Tentu masyarakat harus paham bahwa ini pasti akan terjadi penyesuaian, karena sudah tidak mungkin lagi misalnya pelaku usaha butuh dan untuk terus menerus pada posisi untuk menjaga (harga) itu, sehingga akan ada penyesuaian," kata dia dalam video conference di Jakarta, Rabu, 19 Mei 2021.
Meski begitu, Oke menjamin bahwa pemerintah akan mengawal proses penyesuaian harga tahu dan tempe ini di pasaran. Menurut dia, kenaikannya akan tetap disesuaikan dengan daya beli masyarakat, sehingga jangan sampai membebani masyarakat.
"Konsumsi masyarakat utama saat ini adalah tahu dan tempe. Karena bahan baku dari kedelai dari negara tertentu dan komoditi itu masuk pada kondisi yang supercycle, itu tidak bisa dihindari tapi kami coba kendalikan secara bertahap dan tetap pada koridor yang kondusif," ungkapnya.
Selama periode Ramadan dan Lebaran tahun ini, ia menyebut, harga tahu dan tempe sudah bisa dikendalikan. Namun demikian, Oke mengakui ada beberapa komoditas seperti daging yang sempat mengalami kenaikan harga, sehingga pemerintah ikut turun tangan.
"Kami tetap ingin memelihara kondisi kondusif karena kalau sudah jatuh itu sudah untuk kembalikannya. Sehingga kami bersama berusaha untuk kendalikan. Ada beberapa komoditi yang terganggu tapi kami akan duduk bersama penyesuaiannya kami lakukan secara bertahap," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News